Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Terbaru AJB Bumiputera: Dapat Premi Rp118 Miliar, Bayar Klaim Rp1,23 Triliun

AJB Bumiputera membayar klaim Rp1,23 triliun hingga Juli 2025, sementara premi hanya Rp118,2 miliar. Perusahaan mencatat rugi bersih Rp58,2 miliar.
Pekerja membersihkan kantor Asuransi Bumiputera di Jakarta. / Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Pekerja membersihkan kantor Asuransi Bumiputera di Jakarta. / Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Asuransi Jiwa Bersama atau AJB Bumiputera 1912 mengumumkan bahwa telah membayarkan klaim Rp1,23 triliun hingga Juli 2025. Pada saat yang sama, penerimaan premi tidak sampai sepersepuluhnya.

Berdasarkan laporan keuangan AJB Bumiputera per Juli 2025, klaim yang dibayarkan perusahaan rupanya turun 33,9% (year on year/YoY) dari posisi Juli 2024 senilai Rp1,86 triliun. Hal itu turut membuat beban perusahaan turun 62,5% (YoY) menjadi Rp523,8 miliar.

Meskipun begitu, AJB Bumiputera hanya memperoleh premi Rp118,2 miliar pada Juli 2025, tidak sampai sepersepuluh dari total klaim yang dibayarkan sepanjang tahun berjalan. Perolehan premi itu anjlok 61,5% (YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp307,1 miliar.

Premi yang anjlok membuat total pendapatan perusahaan pun turun 38,15% (YoY), menjadi Rp752,7 miliar per Juli 2025. Alhasil, AJB Bumiputera 1912 masih mencatatkan rugi bersih Rp58,2 miliar pada Juli 2025—meskipun nilainya jauh berkurang dari kerugian Rp645,9 miliar pada Juli 2024.

AJB Bumiputera 1912 masih memiliki utang klaim Rp6,4 triliun pada Juli 2025. Nilainya turun 6,5% (YoY) dibandingkan Rp6,89 triliun pada Juli 2024.

Posisi utang klaim tersebut membuat AJB Bumiputera masih mencatatkan liabilitas Rp12,6 triliun per Juli 2025. Adapun, ekuitas perusahaan pada periode itu masih minus Rp2,7 triliun.

Dari sisi aset, total investasi AJB Bumiputera tercatat senilai Rp5,59 triliun per Juli 2025, jumlahnya turun 14,42% (YoY) dari sebelumnya Rp6,5 triliun.

Mayoritas aset investasi AJB Bumiputera, atau sekitar 66% di antaranya berupa tanah dan bangunan untuk investasi. Pada Juli 2025, nilainya tercatat Rp3,7 triliun, turun 16,4% (YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp4,4 triliun.

Sementara itu, investasi lainnya ditempatkan di surat berharga negara (SBN) senilai Rp439,6 miliar, deposito berjangka senilai Rp239 miliar, reksa dana Rp129,9 miliar, saham Rp86,9 miliar, hingga obligasi korporasi senilai Rp18,7 miliar.

Aset yang bukan untuk investasi tercatat senilai Rp4,35 miliar per Juli 2025, naik 15,14% (YoY) dari sebelumnya Rp3,7 triliun. Terdapat pengurangan aset kas dari Rp322,3 miliar menjadi Rp22,8 miliar, tetapi nilai aset lain meningkat pesat dari Rp253 miliar menjadi Rp1,43 triliun per Juli 2025.

Alhasil, total aset AJB Bumiputera mencapai Rp9,9 triliun per Juli 2025, turun 1,89% (YoY) dari sebelumnya Rp10,13 triliun.

Pendapatan Premi Turun, Ada Risiko Klaim Naik

Apabila ditilik lebih jauh, penerimaan premi AJB Bumiputera terus turun dari tahun ke tahun. Pada 2017 misalnya, perusahaan masih bisa mengumpulkan premi Rp3,86 triliun dalam setahun, tetapi lima tahun kemudian atau pada 2022 total premi hanya Rp1,17 triliun.

Tren penurunan terus terjadi hingga saat ini, karena tujuh bulan berjalan perusahaan baru mendapatkan premi Rp118,2 miliar, belum separuh dari total perolehan premi 2024 setahun penuh yakni Rp493 miliar.

Klaim yang dibayarkan perusahaan pun menunjukkan tren serupa, ada penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Dinamika nilai klaim itu bisa dipengaruhi beberapa faktor, mulai dari nasabah yang telah menerima klaim tidak membeli polis baru, maupun terjadi tunggakan sehingga nilai klaim terbayar berkurang.

Sewindu terakhir, klaim terbanyak dibayarkan AJB Bumiputera pada 2018, mencapai Rp6,77 triliun. Jumlahnya terus turun dari tahun ke tahun, hingga pada 2024 lalu hanya Rp1,16 triliun.

Namun demikian, tujuh bulan berjalan pada tahun ini total klaim yang dibayarkan telah mencapai Rp1,23 triliun, lebih banyak dari 2024 full year. Terdapat kemungkinan nilai klaim 2025 setahun penuh akan lebih besar lagi.

Apabila ditilik rasio solvabilitasnya, AJB Bumiputera sebagai satu-satunya perusahaan asuransi berbentuk usaha bersama (mutual insurance) di Indonesia mencatatkan risk based capital (RBC) negatif 735,63% pada Juli 2025.

Sekretaris Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Hery Darmawansyah mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya menyelesaikan pembayaran klaim sesuai target Rencana Penyehatan Keuangan (RPK). Dia juga menyebut bahwa proses konversi aset sebagai sumber pembayaran klaim terus berjalan—yang memengaruhi turunnya nilai klaim pada 2024 full year.

"Penurunan pembayaran klaim dikarenakan konversi aset belum terpenuhi sesuai target, hal ini dipengaruhi oleh kondisi pasar properti yang belum membaik. Kami optimistis pada 2025 ini properti terus membaik," kata Hery kepada Bisnis, belum lama ini.

Dia juga menjelaskan bahwa penundaan pembayaran klaim turut memengaruhi tertundanya penerimaan premi, termasuk pengajuan premi baru. Namun demikian, AJB Bumiputera tetap fokus melakukan penetrasi pasar untuk mencapai target RKP.

"Sesuai dengan kebijakan PNM yang telah disetujui OJK, di mana nilai manfaat klaim bruto dipotong nilai PNM [penurunan nilai manfaat] sesuai dengan jenis klaim dan penambahan bunga Automatic Premium Loan [APL] dari premi yang ada," ujarnya.
(Akbar Maulana al Ishaqi)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro