Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Jamin Fintech Urun Dana Aman buat Investor Muda

Fintech urun dana atau securities crowdfunding merupakan layanan penerbitan saham atau surat utang dari 'penerbit' bisnis UMKM atau usaha rintisan (startup). 
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr

Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial (tekfin/fintech) urun dana atau securities crowdfunding (SCF) akan diawasi secara ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terutama dalam menjamin keamanan investor. 

Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A OJK Luthfi Zain Fuady menjelaskan bahwa pihaknya telah memberikan koridor agar industri fintech SCF berjalan secara sehat, salah satunya lewat pengawasan kepada para platform penyelenggara layanan SCF. 

"OJK akan memantau lewat platform. Secara berkala UMKM itu kan harus melapor, membuat laporan keuangan. Platform akan memantau bagaimana kejujuran UMKM, integritas mereka dipertaruhkan di sana, dan kalau misalnya masyarakat dirugikan, tentunya akan ada konsekuensi hukum," jelasnya, Selasa (8/6/2021). 

Sekadar informasi, fintech SCF merupakan layanan penerbitan saham atau surat utang dari 'penerbit' bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau usaha rintisan (startup). 

Masyarakat bisa melakukan urun dana atau patungan mendanai sebuah bisnis tersebut, yang kemudian disebut 'pemodal' atau investor, yang sama-sama secara resmi menjadi pemilik saham atau surat utang bisnis penerbit, sesuai syarat dan ketentuan dari regulator. 

OJK sendiri mempersyaratkan bahwa suatu penerbit UMKM bukan berasal dari grup konglomerasi dan anak usaha perusahaan terbuka, serta memiliki kekayaan bersih maksimal Rp10 miliar di luar tanah & bangunan. 

Setiap penerbit harus merupakan UMKM yang telah memiliki status resmi sebagai PT, CV, Firma, atau Koperasi, kemudian menyerahkan dokumen usaha, rencana bisnis yang akan dijalankan beserta proyeksi pendapatan, serta jumlah efek yang ditawarkan. 

Setiap penerbit pun diwajibkan menyampaikan laporan keuangan secara berkala di dalam situs web platform, minimal tahunan untuk penerbitan saham dan laporan triwulanan bagi penerbit surat utang. 

Luthfi menjelaskan bahwa fintech SCF sebenarnya merupakan salah satu tempat belajar yang baik bagi UMKM, karena mereka dipaksa untuk mulai menerapkan tata kelola yang baik untuk bisnisnya. 

OJK mengungkap bahwa dari 64 juta pelaku UMKM di Indonesia, potensi dari mereka yang memiliki aset mulai Rp500 juta sampai Rp10 miliar menyentuh 54.000, sehingga industri SCF merupakan tempat yang tepat sebagai alternatif pendanaan UMKM. 

"Sekarang dari lima platform resmi, sudah ada 151 penerbit dengan total dana penghimpunan mencapai Rp273,47 miliar. Ini masih jauh dari kebutuhan UMKM yang kita punya. Jadi memang SCF ini terobosan bagaimana membuat suatu regulasi dengan standar keterbukaan yang cukup, termasuk risiko dan manfaatnya, tetapi dengan lebih sederhana dan jangkauan yang lebih luas," tambahnya. 

Namun demikian, Luthfi mengingatkan setiap investor juga harus memahami risiko menanamkan aset di industri ini. Antara lain, risiko saham UMKM tersebut tidak likuid, risiko proyek tidak berjalan, risiko tidak mendapatkan dividen, serta risiko kegagalan operasional dari penyelenggara. 

Turut hadir James Wiryadi, Co-Founder & CEO CrowdDana sekaligus Wakil Ketua Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) yang sepakat bahwa pengawasan yang ketat akan menjaga komitmen setiap penyelenggara SCF untuk memilah mitra penerbit terbaik yang akan ditawarkan dalam platform. 

"Selain bagaimana mereka mengelola bisnisnya, terpenting itu karakter dan kesiapan orangnya bagaimana. Karena sebelumnya usaha 100 persen milik kita, sekarang punya investor. Jadi semacam harus siap menerima tamu, dan harus siap dimintai pertanggungjawaban," jelasnya. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper