Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Holding Ultra Mikro Disebut Akan Buat Ekosistem Pembiayaan Lebih Kompetitif

Ryan yang juga Staf Ahli Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berpendapat pelaku usaha di segmen ultra mikro saat ini membutuhkan dukungan yang masif dari pelaku industri jasa keuangan besar dan formal agar mampu bertahan di masa pandemi.
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran holding Ultra Mikro yang melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) dinilai mampu membuat ekosistem pembiayaan lebih kompetitif.

Hal itu diungkapkan pengamat ekonomi dan perbankan Ryan Kiryanto. Dia pun mengatakan langkah strategis tersebut akan mendongkrak potensi sumber pertumbuhan baru bagi ketiga perseroan di masa yang akan datang.

Ryan yang juga Staf Ahli Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berpendapat pelaku usaha di segmen ultra mikro saat ini membutuhkan dukungan yang masif dari pelaku industri jasa keuangan besar dan formal agar mampu bertahan di masa pandemi.

Di sisi lain BRI, Pegadaian dan PNM sebagai perusahaan pelat merah yang dikenal fokus pada pemberdayaan usaha masyarakat kecil membutuhkan sumber-sumber pertumbuhan baru.

Dengan demikian holding menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan. Selain itu menurutnya, holding akan mampu memberi dukungan pembiayaan lebih murah bagi pelaku usaha UMi dan UMKM. "Holding ini adalah rencana yang sangat bagus. Kalau saya melihat iklim kompetisi ini menjadi lebih baik," kata Ryan dalam keterangan resmi, Rabu (28/7/2021). 

Pada 22 Juli lalu, BRI menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk mendapatkan persetujuan melakukan aksi korporasi rights issue dengan mekanisme Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD). Aksi korporasi rights issue tersebut mendapat persetujuan dari mayoritas pemegang saham BRI.

Terkait itu, Ryan pun menjelaskan holding secara natural akan lebih masif meningkatkan pembiayaan ke segmen usaha ultra mikro. Pasalnya, holding mendapat penugasan dari pemerintah untuk meningkatkan porsi pembiayaan UMKM sekaligus mendorong inklusi keuangan.

BRI sebagai perusahaan induk holding yang memiliki modal dan likuiditas kuat, dinilai akan mampu mendorong kinerja Pegadaian juga PNM lebih maksimal sehingga ketiga perseroan akan optimal dalam menggarap potensi sumber pertumbuhan baru.

Harapannya, kata dia, usaha ultra mikro akan naik kelas menjadi mikro, kecil maupun menengah. Peningkatan usaha itu, akan lebih kuat jika hadir ekosistem yang kuat dan mendukung. Pendanaan yang lebih luas dan integrasi bisnis ketiga perseroan pun membuat proses pendampingan terhadap pelaku usaha menjadi lebih baik.

Namun di luar itu, dia berpendapat hadirnya holding sekaligus mendorong pelaku jasa keuangan non-holding agar lebih agresif dan kompetitif dalam memberi pelayanan pada pelaku usaha UMi dan UMKM ke depan.

Lembaga keuangan formal seperti BPR, koperasi, maupun lembaga keuangan mikro lainnya akan terdorong kinerjanya. Ekspansi holding akan membuat pelaku jasa keuangan tersebut lebih kompetitif dalam memberi pembiayaan dan pendampingan.

"Dan tetap berkompetisi secara adil. Karena peran BPR, koperasi dan lembaga jasa keuangan lain tetap kuat karena telah memiliki ekosistem dan kemampuan pemberdayaan sendiri yang kuat. Tapi mereka akan lebih ekspansif, dan adopsi digital juga," imbuhnya.

Senada dengan Ryan, pelaku ekonomi di sektor koperasi optimistis holding ultra mikro akan mendongkrak perkembangan usaha di segmen mikro agar pulih dari dampak pandemi. Selain itu langkah strategis dari pemerintah tersebut diyakini pula mampu mengangkat peran koperasi.

Ketua Umum Asosiasi Manajer Koperasi Indonesia (AMKI), Sularto menilai koperasi akan mampu berkolaborasi dengan holding ultra mikro untuk pemberdayaan yang lebih besar di sektor usaha masyarakat kecil. "Kalau kami justru berpendapat potensi kolaborasi itu lebih besar. Dan memang kolaborasi inilah yang kami harapkan. Bagaimana pun banyak kekuatan yang bisa digabungkan," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM dari 62 juta unit usaha ultra mikro dan mikro, sekitar 30 juta di antaranya masih belum mampu mengakses pembiayaan formal baik dari perbankan, lembaga jasa keuangan non-bank, juga koperasi.

Terpisah, ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede sebelumnya mencermati manfaat besar hadirnya holding UMi bagi pelaku usaha kecil maupun masing-masing perseroan.

"Dengan konsolidasi ini, diharapkan pool of fund menjadi semakin besar, sehingga mendorong penurunan cost of fund dari pembiayaan UMKM. Menurunnya cost of fund kemudian akan mampu menekan bunga yang diberikan, sehingga para pelaku UMKM dapat memiliki pendanaan yang lebih murah," ujarnya.

Josua melanjutkan dengan konsolidasi ketiga BUMN tersebut akan mampu membuat ekosistem yang lebih terintegrasi sehingga akses layanan jasa keuangan lebih mudah. Dengan demikian, implikasinya sangat positif.

Dia menilai sinergi ketiga perusahaan pemerintah tersebut akan mendukung konsolidasi data debitur mikro secara nasional, sehingga masing-masing perseroan dapat menjaga risiko kredit. Di sisi lain, langkah strategis pemerintah ini dapat menumbuhkan usaha baru di segmen wong cilik.

"Dengan demikian, data debitur lebih terintegrasi dan pengelolaan risiko kredit pun diharapkan akan tetap terjaga. Bahkan, dapat menangkap banyak potensi pertumbuhan baru di segmen mikro," tutupnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Khadijah Shahnaz
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper