Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) menargetkan bisa mendapatkan 70 hingga 80 persen kuota (Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) KPR FLPP pada 2022.
Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon L. P. Napitupulu mengatakan rumah merupakan pembahasan yang tepat setelah kebutuhan medis. Pasalnya, menurut Nixon, hampir seluruh kegiatan dilakukan di dalam rumah, mulai dari school from home, work from home, hingga berbelanja.
“Jadi, seluruh kegiatan yang biasa dilakukan di luar saat ini dilakukan di rumah, sehingga rumah menjadi sangat penting, tempat keluarga menjaga kesehatan," kata Nixon dalam keterangan tertulis, Jumat (15/10/2021).
Kebutuhan masyarakat yang tinggi dalam memiliki rumah yang layak, menurut Nixon, inilah yang membuat pemerintah juga memutuskan anggaran KPR subsidi tahun depan naik cukup fantastis menjadi Rp28 triliun.
Untuk itu, lanjut Nixon, Bank BTN berharap mendapatkan alokasi yang dominan sekitar 70 hingga 80 persen tahun depan.
"Kami tetap akan menjadi dominant player dalam subsidi, caranya bagaimana kita bisa menyalurkan 80 persen dari seluruh program pemerintah dari program KPR bersubsidi. Tahun depan dengan adanya 250.000 KPR FLPP, kami berinisiatif menggarap 70 hingga 80 persen, untuk mendukung bisnis BTN," paparnya.
Baca Juga
Nixon berharap, apabila angka vaksinasi telah naik dan mencapai target pemerintah di atas 80 persen dengan penguatan imunitas.
“Saya mendengar dari beberapa developer untuk harga dibawah Rp500 juta sudah mulai meningkat penjualannya," terang Nixon.
Sementara itu, perseroan menggelar akad kredit massal sebanyak 3.000 unit rumah kepada seluruh calon debitur di seluruh Indonesia serentak dalam waktu sehari pada Jumat (15/10/2021). Penyelenggaraan akad kredit massal ini dipusatkan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
“KPR yang diakadkan terdiri dari KPR FLPP dan BP2PT. Ini untuk menghabiskan sisa kuota FLPP yang akan habis pada Oktober 2021 ini,” kata Direktur Consumer and Commercial Lending Bank BTN Hirwandi Gafar.
Hirwandi menegaskan, pelaksanaan kegiatan akad kredit massal ini juga menandai komitmen Bank BTN untuk menghabiskan kuota KPR Sejahtera FLPP yang telah diberikan oleh pemerintah dan pada Oktober 2021 ini direncanakan penyaluran KPR Sejahtera FLPP 2021 akan berakhir.
"Debitur yang melakukan akad massal terdiri dari sektor pekerjaan ASN, TNI, Polri, pegawai swasta, wirausaha dan pegawai BUMN, dan lainnya," ujarnya.