Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Phising Kredivo, Potret Rendahnya Cybersecurity Awareness di Indonesia

Kasus ini menjadi gambaran rendahnya cyber security awareness di Indonesia, yang sudah terkenal menjadi target serangan siber global paling potensial, menjadi sasaran 'paling empuk'.
Kredivo/Istimewa
Kredivo/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar keamanan siber Pratama Persadha berharap kasus kejahatan siber berupa phising yang tengah dialami beberapa pengguna perusahaan pembiayaan digital penyedia bayar tunda (BNPL/paylater) PT FinAccel Finance Indonesia alias Kredivo, menjadi pelajaran berharga buat pemerintah dan masyarakat Indonesia. 

Sekadar informasi, para pengguna Kredivo menjadi korban penipuan oleh hacker setelah dihubungi via telepon, dengan berdalih memberikan promo, bonus, atau hadiah. Tak lama kemudian, yang didapat para korban justru tagihan paylater membengkak atas pembelian barang via platform dagang-el (e-commerce) Bukalapak. 

Menurut Pratama, kasus ini menjadi gambaran rendahnya cyber security awareness di Indonesia, yang sudah terkenal menjadi target serangan siber global paling potensial, menjadi sasaran 'paling empuk'. 

Terlebih, dari sisi penyelenggaraan negara, belum ada fundamental hukum berupa undang-undang perlindungan data pribadi, ditambah lagi budaya terkait penciptaan kesadaran akan keamanan siber belum terbentuk. 

"Pendekatan bottom up dan kultural lewat pendidikan, serta edukasi teknologi itu hampir tidak ada. Di kurikulum pendidikan kita juga tidak ada yang mengajarkan bagaimana berinternet yang sehat, aman, dan produktif. Apalagi yang berkaitan jasa keuangan digital," jelasnya, Senin (27/12/2021). 

Adapun, dari sisi masyarakat selaku korban, pria yang aktif di Communication & Information System Security Research Center alias CISSReC menjelaskan memang mereka salah karena membagikan pin atau kode one time password (OTP) sembarangan. 

Namun, korban juga tak bisa disalahkan secara penuh, karena pelaku sudah pasti menggunakan pendekatan rekayasa sosial alias sosial engineering, dan para oknum pasti telah memiliki bekal memanfaatkan kebocoran data pribadi. 

"Dalam kasus ini, data file yang bocor dapat dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan dengan melakukan phishing, bisa menyasar email, WhatsApp, Telegram, SMS. Resikonya bertambah besar selain karena diketahui nomor seluler, itu nama ibu kandung, bahkan riwayat transaksi di suatu platform terkait. Para pelaku bisa membuat pesan yang lebih meyakinkan saat mengaku sebagai pihak dari lembaga jasa keuangan tertentu," jelasnya. 

Secara umum, Pratama menjelaskan bahwa phising memang metode paling banyak dilakukan dan cukup berhasil untuk meretas, maupun mengambil alih akun korban di sebuah platform digital. 

Namun, perlu diingat, sekadar phising 'coba-coba' jelas tidak akan terlalu manjur, kecuali pelaku telah memiliki bekal informasi lain yang bisa mendukung aksinya. 

"Sekarang ini yang perlu diantisipasi, pelaku dapat menggabungkan informasi dari beragam kasus kebocoran data di platform atau website lain, contohnya mulai dari e-commerce tertentu, lembaga keuangan tertentu, sampai BPJS atau KPU, untuk membuat profil terperinci terkait calon korban. Dengan informasi seperti itu, serangan phising dan social engineering itu jauh lebih meyakinkan, bisa jadi yang sudah punya awareness pun tetap bisa tertipu," tutupnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper