Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pariwisata Mulai Bergeliat, Bank Gencar Gulirkan Promo Perjalanan

Sektor pariwisata yang kembali bergeliat dimanfaatkan oleh perbankan untuk menggenjot pertumbuhan segmen konsumer, khususnya kartu kredit.
Pengunjung memadati Singapore Airlines - BCA Travel Fair 2018 di Jakarta, Jumat (23/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung memadati Singapore Airlines - BCA Travel Fair 2018 di Jakarta, Jumat (23/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Longgarnya mobilitas masyarakat saat ini telah membuat sektor pariwisata kembali bergeliat. Momentum ini lantas dimanfaatkan oleh perbankan untuk menggenjot pertumbuhan segmen konsumer, khususnya kartu kredit.

PT Bank Mega Tbk. (MEGA), misalnya, menggelar Mega Travel Fair yang diadakan di Mal Kota Kasablanka, Jakarta pada 24 - 27 Maret 2022. Acara ini merupakan pameran tour and travel yang kembali diadakan seiring terkendalinya penyebaran Covid-19 di seluruh dunia.

Bekerja sama dengan AntaVaya Tour, Bank Mega menawarkan promo tiket pesawat 5 stars airlines ke berbagai kota tujuan destinasi wisata, seperti Bali, Istanbul (Turki), Singapura, Sydney (Australia) Seoul (Korea Selatan) dan Amsterdam (Belanda).

Promo yang ditawarkan berupa voucher potongan tiket pesawat hingga Rp3 juta dan diskon 5 persen, promo Paket Tour & Cruise diskon 5 persen hingga 10 persen, serta cicilan 0 persen sampai dengan 6 bulan.

“Pemegang kartu kredit Bank Mega dapat melakukan pembelian tiket pesawat dan paket tur dengan reward poin Bank Mega selama penyelenggaraan Mega Travel Fair," ujar Direktur Consumer Banking Bank Mega, Diza Larentie, di Jakarta, Jumat (25/3/2022).

Diza menuturkan penyelenggaraan Mega Travel Fair tidak terlepas dari terkendalinya pandemi Covid-19 di Indonesia. Hal ini kemudian mendorong perseroan untuk menggenjot denyut industri pariwisata nasional melalui pameran perjalanan.

Dia menambahkan bahwa dalam kegiatan yang digelar selama 4 hari tersebut, Bank Mega menargetkan nilai transaksi dapat mencapai Rp50 miliar. Sejalan dengan hal ini, Diza berharap penggunaan kartu kredit Bank Mega juga dapat melonjak.

Sebagai catatan, nilai transaksi kartu kredit sempat anjlok lebih dari 30 persen pada 2020 atau saat pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia. Memasuki tahun 2021, transaksi kartu kredit tumbuh 2,65 persen meski nilainya belum mampu menyamai kondisi sebelum pandemi.

Bank Indonesia melaporkan bahwa per Februari 2022, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 2,88 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp596,2 triliun.

“Saya mengharapkan dengan keadaan sekarang lebih terkendali, negara sudah membuka diri, industri pariwisata kembali bergairah, pastinya akan membuat industri kartu kredit jauh lebih baik tahun ini,” kata Diza.

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) bekerja sama dengan Lion Air Group meluncurkan kartu kredit Co Brand BNI–Batik Air. Kerja sama ini turut mencakup branding 7 pesawat Batik Air dan Super Air Jet, hingga pembayaran atau payment gateway.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan kebijakan pemerintah terkait dengan pelonggaran mobilitas masyarakat menjadi pendorong bagi pelaku bisnis untuk meningkatkan kembali akselerasi pertumbuhan kinerja di tengah masa pemulihan.

“Kami berharap ini menjadi momentum untuk mengembalikan kinerja bisnis khususnya di industri transportasi udara sekaligus pariwisata yang selama ini cukup lama tertahan,” ujar Royke.

Untuk menyambut kerja sama strategis ini, BNI meluncurkan program promo khusus Cashback hingga Rp2,5 juta untuk pembelian tiket dengan menggunakan kartu debit dan kredit BNI.

Ada juga promo kartu kredit BNI Batik Air, yakni bonus tambahan 20.000 BNI Rewards Point untuk setiap kali pengajuan yang disetujui, serta berkesempatan mendapatkan potongan harga tiket hingga Rp1 Juta dengan periode promo hingga 30 Juni 2022.

Belanja Masyarakat

Mandiri Institute dalam riset terbarunya memaparkan bahwa pada kuartal I/2022, belanja masyarakat mencapai level tertingginya. Mandiri Spending Index (MSI) mencapai level tertinggi selama pandemi, yaitu 143,3 pada minggu pertama Januari 2022. Selain itu, sepanjang Januari mengalami kenaikan 31 persen yoy dan 16 persen pada Februari.

“Seiring dengan persiapan Ramadan dan Lebaran 2022, maupun pelonggaran mobilitas, belanja kami perkirakan terus meningkat hingga pertengahan Mei 2022 dan untuk periode kuartal I/2022 akan lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal I/2021,” ujar Head of Mandiri Institute, Teguh Yudo Wicaksono.

Teguh menyampaikan peningkatan ini tidak terlepas dari dampak positif program vaksinasi, sehingga terjaganya tingkat penularan Covid-19 setelah ledakan varian Delta meski terjadi kenaikan mobilitas.

Hal ini menyebabkan kenaikan belanja masyarakat tidak serta merta diikuti oleh kenaikan kasus Covid-19. Situasi ini berbeda dengan kondisi sebelum vaksinasi massal dijalankan, yakni kenaikan belanja masyarakat kemudian diikuti dengan kenaikan kasus Covid.

Sementara itu, tingkat belanja di semua wilayah kembali meningkat pada awal Maret 2022. Dibandingkan wilayah lain, kenaikan lebih tinggi terjadi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.

“Beberapa hal berkontribusi pada kenaikan ini, seperti pembukaan kembali pintu internasional ke Bali sejak awal Februari 2022, di mana perhelatan MotoGP Mandalika berdampak sangat signifikan pada kenaikan kunjungan masyarakat di NTB dan Bali,” kata Teguh.

Di sisi lain, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi, juga mencatatkan tingkat belanja yang tinggi terkait dengan kenaikan harga komoditas.

Menurut Teguh, belanja yang tertekan setiap ada kenaikan kasus dan pembatasan mobilitas, seperti fesyen bakal meningkat dan mulai berada di level prapandemi. Pelonggaran mobilitas juga membuat belanja di supermarket dan restoran kembali meningkat.

Mandiri Institute memperkirakan tren belanja akan terus tinggi didukung oleh periode musiman Ramadan dan Lebaran, baik yang dilakukan secara onsite maupun lewat belanja daring.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper