Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tugure Tegaskan Belum Ada Arahan Pemegang Saham terkait Merger 3 Reasuransi BUMN

Tiga reasuransi pelat merah, Tugure, Indonesia Re, dan Nasional Re dikabarkan bakal melebur.
Kantor pusat PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure)/tugure.id
Kantor pusat PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure)/tugure.id

Bisnis.com, JAKARTA – PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) menegaskan belum mendapat arahan dari pihak pemegang saham untuk melakukan merger bersama dua perusahaan reasuransi milik negara lainnya.

Dikabarkan, tiga perusahaan reasuransi pelat merah yang terdiri dari Tugure, PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re dan PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re) bakal melebur. Kabar ini disampaikan oleh direksi Indonesia Re dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI pada Selasa (1/7/2025).  

"Saya kemarin coba cek ke salah satu pemegang saham, saya sampai hari ini tidak ada obrolan," kata Presiden Direktur Tugure Teguh Budiman saat ditemui Bisnis di Kantor Tugure, Jakarta, Kamis (3/7/2025).

Industri reasuransi domestik sedang didorong memperkuat permodalan untuk meningkatkan kapasitas reasuransi menyerap dan mengelola retensi. Dengan begitu, diharapkan akan mengurangi ketergantungan Indonesia kepada reasuransi asing yang membuat neraca pembayaran reasuransi dalam tiga tahun mengalami defisit dan angkanya semakin lebar.

Dalam konteks penguatan industri reasuransi, Teguh mengatakan Tugure sangat sepakat. Dia melihat saat ini memang premi reasuransi banyak yang lari ke luar negeri. Berdasarkan data, neraca pembayaran sektor asuransi sejak 2022, 2023 dan 2024 masing-masing sebesar Rp7,95 triliun, Rp10,2 triliun, dan menjadi Rp12,1 triliun.

Namun, dalam konteks melakukan merger dengan dua perusahaan reasuransi BUMN lainnya, Tugure masih menunggu arahan pemegang saham. Teguh menegaskan pada prinsipnya Tugure selalu mendukung 100% program pemegang saham.

"Memang saya setuju dengan memperkuat kondisi reasuransi, itu setuju sekali. Tapi yang saya kaget, tiba-tiba Indonesia Re ngomong begitu. Saya tadi pagi komunikasi dengan Dirut Nasional Re, Dirut Nasional Re juga bengong [belum dapat informasi], Pak Albert. Saya juga tidak tahu, kata dia," ujar Teguh.

Sebagai informasi, berdasarkan keputusan Pemegang Saham sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris No. 5 Tanggal 12 Agustus 2019, komposisi kepemilikan saham PT Tugu Reasuransi Indonesia adalah sebesar 50,74% dimiliki oleh PT Tugu Pratama Interindo dan PT Arsiland sebesar 49,26%.

"Dengan merger [untuk tujuan memperkuat industri reasuransi dalam negeri] tidak masalah, ketika memang pemegang sahamnya [memberi arahan]. Tapi kan sampai sekarang pemegang saham saya itu tidak ngomong apa-apa," tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu mengatakan ada wacana untuk merger tiga perusahaan reasuransi BUMN yang ditargetkan akan rampung pada 2028.

"Ada tiga, Indonesia Re yang 100% milik negara, Nasional Re cucu usaha dari IFG dan Tugure anak perusahaan Pertamina. Kita rencana di 2028 kita akan bisa memiliki perusahaan reasuransi nasional yang besar dan kuat, [ini] merupakan penggabungan dari 3 perusahaan reasuransi yang dimiliki negara," kata Benny dalam Rapat Dengar Pendapatan (RDP) bersama Komisi VI RPR RI, Selasa (1/7/2025).

Dalam paparan rencana timeline yang dia presentasikan, diharapkan ssetahun setelah reasuransi BUMN terintegrasi, ditargetkan pada 2029 perusahaan reasuransi hasil merger ini bisa go global menjangkau pasar Asia.

Benny melihat keterbatasan kapasitas reasuransi di dalam negeri membuat defisit neraca pembayaran sektor asuransi dari tahun ke tahun semakin besar. Defisit tersebut dikarenakan kapasitas reasuransi dalam negeri tidak mampu mengelola retensi yang ada.

Merujuk kondisi industri perasuransian sepanjang 2024, premi bruto asuransi mencapai Rp545 triliun, sementara premi bruto reasuransi lokal hanya mencapai Rp24,4 triliun.

"Kita cover asuransi yang menerima premi Rp545 triliun. Jadi kalau kita tidak kuat reasuransinya, ini Rp545 triliun diambil perusahaan reasuransi dalam negeri akan jadi lemah karena tidak punya backup permodalan yang kuat dari sisi permodalan reasuransinya," kata Benny.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper