Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Dwiwarna Bakal Masuk ke BSI (BRIS), Ini Pendapat Komisi XI DPR

DPR RI menilai rencana dari pemerintah untuk memasukan saham Seri A Dwiwarna ke PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dinilai mampu menjadi pengungkit industri keuangan syariah nasional.
Karyawati Bank Syariah Indonesia melayani nasabah di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati Bank Syariah Indonesia melayani nasabah di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin mengatakan rencana dari pemerintah untuk memasukan saham Seri A Dwiwarna ke PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dinilai mampu menjadi pengungkit industri keuangan syariah nasional.

Saham Seri A Dwiwarna merupakan saham khusus Negara Republik Indonesia yang memberikan hak istimewa pada pemegang sahamnya, di antaranya menyetujui persetujuan rapat umum pemegang saham serta menyetujui perubahan permodalan perusahaan.

Menurut Puteri, industri keuangan syariah di Indonesia telah berkembang cepat dalam beberapa waktu terakhir. Namun, pangsa pasar syariah tergolong rendah atau hanya sekitar 10 persen.

Padahal, lanjutnya, Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Sebagai contoh, pangsa pasar industri keuangan syariah di Malaysia mencapai sekitar 30 persen, sementara negara di Timur Tengah mencapai lebih dari 60 persen.

“Dari total aset keuangan syariah di Indonesia, didominasi oleh pasar modal, sedangkan perbankan hanya memiliki market share sekitar 6 persen,” kata Puteri dalam keterangan tertulis, yang diterima Bisnis, Kamis (14/4/2022).

Oleh karena itu, Puteri menilai strategi Kementerian BUMN melebur tiga bank syariah anak usaha bank pelat merah pada awal 2021 patut diapresiasi. Langkah ini menjadi terobosan, sehingga BSI saat ini masuk dalam daftar 10 bank terbesar di Indonesia.

Saat ini, saham BRIS dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 50,83 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 24,85 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 17,25 persen. Sisanya, pemegang saham lain di bawah 5 persen termasuk publik 7,08 persen.

“Hadirnya bank syariah terbesar di Indonesia ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia untuk dapat bersaing di pasar keuangan syariah internasional, termasuk memperluas akses pasar asuransi syariah di pasar ASEAN seiring disahkannya ratifikasi protokol AFAS [Asean Framework Agreement on Services] ke-7,” pungkasnya.

Puteri menambahkan dengan adanya penguatan dari sisi permodalan, BSI harus mampu untuk meningkatkan inovasi dan kapasitas layanan untuk UMKM, ritel, komersial, wholesale syariah, sampai korporasi termasuk untuk mengoptimalkan potensi sukuk global di masa datang.

Lebih jauh, dia menjelaskan tugas pemangku kepentingan adalah mendorong BSI lebih dalam masuk ke rantai industri halal dan ekosistem syariah yang lebih luas. Pasalnya, ekonomi dan keuangan syariah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dikembangkan secara parsial.

“Ekonomi ini tidak dapat berkembang secara optimal tanpa dukungan sektor keuangan, begitu pun sektor keuangan tidak akan tumbuh tanpa permintaan sektor riil,” jelas Puteri.

Sebagai contoh, BSI memiliki data bahwa saat ini ada 278.255 masjid di Indonesia. Dengan jumlah tersebut, ada peluang ekonomi syariah dari potensi penghimpunan zakat, infaq, sedekah dan wakaf (Ziswaf) dengan nilai hampir Rp400 triliun.

Adapun industri halal di Indonesia memiliki nilai potensi lebih kurang Rp4.375 triliun. Dari total ini, industri makanan dan minuman halal menyedot porsi terbanyak, yaitu Rp2.088 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper