Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Perfect Storm Perbankan hingga Pemanis IPO Blibli

Lima berita pilihan tersaji di meja redaksi BisnisIndonesia.id hari ini, Senin (17/10/2022).
Blibli. /Blibli
Blibli. /Blibli

Bisnis.com, JAKARTA — Kendati badai besar gejolak resesi diperkirakan tidak akan begitu parah menghantam Indonesia, pelaku industri perbankan perlu segera mempersiapkan strategi untuk memitigasi terjadinya risiko terburuk yang dapat mengganggu kelangsungan kinerjanya.

Berita tentang ancaman perfect storm di industri perbankan menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Senin (17/10/2022):

 

  1.  Saatnya Perbankan Bersiap Hadapi Perfect Storm

Tantangan gejolak ekonomi global yang tidak terhindarkan mengharuskan perbankan untuk mempersiapkan langkah-langkah antisipatif guna memastikan stabilitas sistem keuangan dalam negeri tetap terjaga.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengingatkan agar industri jasa keuangan, termasuk perbankan dalam negeri, mengantisipasi risiko global yang kini menjelma sebagai badai besar sempurna (perfect storm).

Perfect storm dalam konteks ekonomi global artinya tiga hal menjadi satu, yakni inflasi tertinggi, resesi, dan ketidakpastian geopolitik global. Meski begitu, ia tidak mengungkapkan seberapa lama dan seberapa besar kondisi perfect storm itu terjadi.

Sementara itu, LPPI memandang perfect storm hanya akan menimpa negara-negara maju yang sekarang menuju resesi, sedangkan negara-negara berkembang seperti Indonesia akan terkena dampak yang kurang signifikan. Akan tetapi, perbankan ada baiknya melihat dan antisipasi.


 

  1.  Pemerintah Tancap Gas Gandeng Swasta Pacu Jargas

Percepatan pemanfaatan gas bumi melalui jaringan gas (jargas) rumah tangga menjadi fokus pemerintah, terutama setelah program konversi ke kompor listrik batal menetas.

Terlebih, pengembangan jargas rumah tangga juga dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan impor dan subsidi liquefied petroleum gas (LPG). Ditambah lagi, pembangunan jargas yang masuk dalam salah satu proyek strategis nasional (PSN) untuk mendukung diversifikasi energi tersebut telah dilakukan sejak 2009 lalu.

Melalui jargas, masyarakat dapat menggunakan gas bumi dengan memanfaatkan pipa dan infrastruktur yang dibangun langsung menuju rumah.

Hanya saja, upaya tersebut belum dilakukan secara optimal, dan hingga kini sambungan rumah (SR) jargas baru tersedia di beberapa kota besar. Besarnya biaya penyambungan jargas langsung ke rumah warga menjadi salah satu kendala yang membuat lambannya program tersebut.

 

  1.  Pukulan Bertubi-tubi di Industri Reksa Dana

Dana kelolaan industri reksa dana cenderung terus menurun dari bulan ke bulan sepanjang tahun ini. Meski demikian, masih ada manajer investasi yang mampu mengerek dana kelolaannya mengungguli kinerja industri. Ruang pertumbuhan industri ini pun dinilai masih terbuka.

Jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksa dana melanjutkan penurunan secara bulanan pada September 2022. Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AUM reksa dana pada September 2022 turun 2,04 persen menjadi Rp533,92 triliun dibanding bulan sebelumnya.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan AUM atau nilai aktiva bersih (NAB) pada periode yang sama tahun lalu, posisi AUM September 2022 sudah turun 3,23 persen year-on-year (YoY). Ini menjadi penurunan terdalam sepanjang tahun ini, bahkan selama 10 tahun terakhir.

Tren penurunan dana kelolaan telah terlihat sejak awal tahun. Meski masih tumbuh secara YoY, dana kelolaan cenderung terus berkurang secara month-to-month (MtM).

Pertumbuhan secara MtM hanya terjadi pada Agustus 2022, itupun hanya 0,25 persen, sebelum akhirnya anjlok lagi 2 persen pada September 2022.

 

  1.  Adu Strategi AKR, Shell, Vivo Berebut Pasar BBM Pertamina

Keputusan pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 3 September lalu telah mengubah peta persaingan bisnis penyaluran bahan bakar di Tanah Air.

Kenaikan harga BBM Pertamina dinilai membuat tingkat persaingan di bisnis BBM antara perusahaan migas pelat merah itu dan perusahaan swasta yang menjadi penyalur BBM kian mendekati seimbang.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) pun meminta perusahaan yang berkecimpung di bisnis hilir penyaluran BBM untuk melakukan penetrasi pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), khususnya di kawasan yang masih minim infrastruktur.

Terlebih, iklim investasi serta keuntungan bisnis hilir penyaluran BBM di dalam negeri relatif baik hingga saat ini. Indikatornya, terlihat dari sejumlah merek dagang di luar Pertamina yang ikut meningkatkan pengadaan unit SPBU mereka di beberapa titik kota.

 

  1.  Rayuan Ekosistem ala Grup Djarum untuk Poles IPO Blibli

Grup Djarum secara perlahan mulai makin memantapkan ekosistem digitalnya setelah beberapa waktu belakangan gencar melakukan konsolidasi bisnis melalui serangkaian aksi merger dan akuisisi yang melibatkan perusahaan e-commerce Blibli.

Langkah ini tampaknya menjadi persiapan matang untuk membawa Blibli ke lantai bursa. Sinyal initial public offering (IPO) e-commerce terbesar ke lima di Indonesia tersebut pun sudah menguat akhir-akhir ini dan bakal segera terealisasi akhir tahun ini. Kabar tersebut dikonfirmasi langsung oleh OJK.

Terbaru, Grup Djarum mengumumkan pembentukan ekosistem Blibli Tiket yang melibatkan tiga entitas usaha grup ini, yakni Blibli atau PT Global Digital Niaga, Tiket.com atau PT Global Tiket Network, dan Ranch Market atau PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC).

Ini merupakan langkah lanjutan setelah sebelumnya Blibli mengakuisisi Tiket.com dan RANC. Langkah ini dinilai bisa menjadi pemanis bagi IPO Blibli yang tampaknya bakal cukup menantang di tengah kondisi ekonomi dan iklim investasi yang kurang mendukung bagi sektor teknologi.

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper