Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga BI Naik Jadi 4,75 Persen, Begini Ramalan Efeknya ke Neraca Pembayaran 2023

“Investasi portofolio mencatat net outflow atau aliran modal keluar sebesar US$21,1 miliar pada triwulan III/2022 ini.”
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG BI), Kamis (20/10/2022). BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 50 basis poin menjadi 4,75 persen./Youtube Bank Indonesia.
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG BI), Kamis (20/10/2022). BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 50 basis poin menjadi 4,75 persen./Youtube Bank Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memprediksi bahwa kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap sehat di tengah keputusan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Penopang NPI terutama masih kuatnya kinerja ekspor non migas.

Neraca pembayaran adalah catatan seluruh transaksi ekonomi antara penduduk Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode tertentu. Terdapat lima komponen neraca pembayaran yakni neraca transaksi berjalan, neraca modal, neraca finansial, selisih perhitungan bersih, dan lalu lintas moneter

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, transaksi berjalan diperkirakan kembali mencatat surplus di kuartal III/2022, melanjutkan capaian kuartal sebelumnya yang didorong oleh surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$14,9 miliar.

Meski demikian, dia mengakui terdapat tekanan dari sisi arus modal asing meningkat. Terutama akibat tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global.

“Investasi portofolio mencatat net outflow atau aliran modal keluar sebesar US$21,1 miliar pada triwulan III/2022 ini,” kata Perry dalam Pengumuman hasil RDG Oktober 2022, Kamis (20/10/2022).

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2022 juga tetap tinggi yakni US$ 130,8 miliar, setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor.

Di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global yang masih cukup tinggi, BI memperkirakan kinerja neraca pembayaran Indonesia pada 2022 tetap terjaga  dengan surplus transaksi berjalan dalam kisaran 0,4-1,2 persen dari PDB dan kinerja neraca transaksi modal dan finansial yang tetap baik terutama dalam bentuk penanaman modal asing.

“Kinerja neraca pembayaran Indonesia pada 2023 tetap baik ditopang  oleh neraca transaksi berjalan dan neraca transaksi modal dan finansial yang tetap solid di tengah berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global,” ungkapnya.

Hari ini, Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi menjadi 4,75 persen untuk periode Oktober 2022. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak Maret 2020.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19 dan 20 Oktober 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG BI hari ini, Kamis (20/10/2022).

Dengan keputusan ini, BI menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 50 basis poin menjadi 4 persen dan suku bunga Lending Facility menjadi 5,5 persen.

Keputusan ini diambil sebagai langkah front loaded dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini overshooting dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 2-4 persen pada paruh pertama tahun 2023.

Ini merupakan ketiga kalinya BI mengerek BI7DRR sejak pandemi Covid-19. Adapun dalam RDG sebelumnya atau September 2022, BI memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan 50 bps dari 3,75 persen menjadi 4,25 persen. Pada Juli 2022, BI juga menaikkan suku bunga acuan 25 bps dari 3,5 bps.

Sejumlah ekonom dan pengamat telah memprediksi BI kembali menaikan suku bunga acuan 50 bps pada bulan ini menjadi 4 persen. Hal ini seiring dengan perkiraan kenaikan inflasi dan juga depresiasi nilai rupiah terhadap dolar AS.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper