Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Devisa Hasil Ekspor Wajib Parkir di Indonesia, Bos BCA (BBCA) Tunggu Petunjuk BI

Bank Indonesia (BI) rencananya akan menggandeng 10 bank dengan eksposur tinggi terhadap eksportir guna menambah porsi devisa ekspor yang parkir di tanah air.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja. /Istimewa
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah keseriusan pemerintah dalam merancang program devisa hasil ekspor (DHE), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menuturkan bahwa pihaknya akan sepenuhnya memberikan dukungan sembari menunggu petunjuk pelaksanaan (juklak) dari Bank Indonesia (BI).

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan bahwa apabila nantinya telah mendapatkan informasi lanjutan, BBCA akan bersiap melakukan pembaruan sistem guna menunjang program DHE tersebut.

"Sebagai sikap kita, tentu kita akan menunggu penjelasan yang jelas dari Bank Indonesia apakah dana ini nanti ditempatkan di BI atau di perbankan. Karena kan ada ketentuan nanti di-lock tiga bulan ya, berarti kalau memang betul, harus bank yang nge-lock dan nanti bank cari sistem untuk itu," jelas Jahja dikutip Senin (30/1/2023).

Jahja melanjutkan, revisi mengenai PP Nomor 1 Tahun 2019 tentang DHE ini penting dilakukan mengingat minimnya DHE yang kembali di Indonesia.

"Hasil riset itu diambil dari 40 eskportir besar lalu dilihat omzet dan dana yang masuk serta dana yang dikonversikan dari data waktu itu. Ternyata yang kembali ke tanah air hanya sekitar 60 persen dan dari 60 persen, dolar yang kembali itupun hanya separuhnya, hanya 30 persen di konversi ke rupiah," pungkas Jahja.

Adapun, mengenai bagaimana potensinya teradap nasabah BCA, dirinya belum dapat memastikan. Hanya saja dia meyakinkan bahwa pro dan kontra akan tetap ada dalam setiap kebijakan baru.

"Soal kebijakan itu pasti ada pro dan kontranya, biasa lah itu. Tapi kami belum bisa menjelaskan lebih detil karena masih menunggu juklaknya," tambah Jahja. 

Untuk diketahui sebelumnya, Bank Indonesia berencana akan menggandeng 10 bank yang memiliki eksposur tinggi terhadap eksportir guna menambah porsi DHE yang parkir di tanah air.

Hal tersebut dilakukan bank sentral untuk mendukung aturan baru yang tercantum dalam PP No.1/2019 tentang DHE, dimana nantinya para eksportir harus memarkirkan hasil devisa ekspornya lebih lama di dalam negeri.

Di samping itu, pemerintah juga menetapkan perluasan sejumlah sektor yang wajib memarkirkan hasil devisa ekspornya di dalam negeri. Diantara sektor-sektor tersebut yakni sektor pertambangan, perkebunan, dan kehutanan serta sektor manufaktur. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper