Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Restrukturisasi Berakhir Bulan Ini, Bank Mandiri Catat Rasio Bantalan NPL 311 Persen

Untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit masa relaksasi, BMRI juga telah melakukan pembentukan tambahan CKPN sebesar 3 triliun pada Desember 2022.
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (4/1/2023). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (4/1/2023). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melaporkan posisi cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) terhadap kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) mencapai 311 persen hingga akhir 2022.

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Siddik Badruddin menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit masa relaksasi, Bank Mandiri juga telah melakukan pembentukan tambahan CKPN sebesar 3 triliun pada Desember 2022.

"Portofolio restrukturisasi Covid-19 Bank Mandiri terus menunjukkan tren perbaikan tercermin dari outstanding balance portofolio restrukturisasi Covid-19 yang terus menurun dari titik tertinggi di bulan Juni 2021 di level Rp96,5 triliun menjadi Rp35,9 triliun pada Desember 2022," jelas Siddik dalam konferensi pers RUPST Bank Mandiri, Selasa (14/3/2023).

Siddik melanjutkan, dari total restrukturisasi Rp96,5 triliun yang menjadi NPL sebesar 1,78 persen. Kemudian dari sisanya sebesar lebih dari 85 persen telah melakukan pembayaran, baik berupa partial payment maupun full payment.

"Oleh karena itu kami perkirakan hampir semua portofolio restrukturisasi tersebut akan recovery dalam tahun ini atau tahun depan dan akan kembali membayar kewajibannya secara kontraktual. Sebagian dari mereka juga sudah lunas ataupun sudah selesai program restrukturisasinya," tambahnya.

Adapun, debitur yang masih memerlukan program restrukturisasi lanjutan di luar tenggat waktu yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni pada akhir Maret 2023 mendatang, maka debitur tersebut dapat tetap di restrukturisasi dengan menggunakan skema restrukturisasi regular.

Lebih lanjut, pemberian restrukturisasi reguler dapat direalisasikan dengan syarat debitur masih dipandang mampu untuk menyelesaikan kreditnya.

"Kami terus memantau secara ketat kondisi usaha debitur yang masih dalam program restrukturisasi, memantau indikator watchlist, serta memantau pemenuhan kewajiban dari debitur tersebut kepada bank, khususnya debitur yang masih dalam restrukturisasi Covid-19," pungkas Siddik.

Dengan demikian Bank Mandiri menargetkan bahwa guidance biaya kredit (cost of fund/CoF) dapat dipertahankan pada level 1,3 persen hingga 1,5 persen.

Mengutip laporan tahunan yang dibagikan perseroan, kredit restrukturisasi pada segmen korporasi menjadi yang tertinggi dengan sisa tercatat sebesar Rp11,8 triliun per Desember 2022.

Selanjutnya, sisa kredit restrukturisasi segmen komersial sebesar Rp7,9 triliun. Sedangkan, segmen konsumer menempati posisi ketiga dengan sisa kredit restrukturisasi terbesar senilai Rp7,1 triliun per Desember 2022.

"Berbicara mengenai biaya pinjaman, Bank Mandiri membukukan rasio biaya terhadap kredit cost of credit per Desember 2022 sebesar 1,21 persen (Bank only) dan 1,44 persen (consolidated)," jelas manajemen BMRI dalam laporan tahunannya dikutip Rabu (8/3/2023).

Adapun, pencapaian rasio tersebut dilaporkan sejalan dengan ekspektasi perseroan serta berada dalam rentang panduan manajemen sebesar 1,4 persen sampai 1,7 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper