Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asuransi jiwa milik Dana Pensiun Pertamina, PT Perta Life Insurance (Pertalife Insurance) sukses menjaga rasio klaim asuransi kesehatan di kisaran 50-60% di tengah tantangan inflasi medis.
Dirut PertaLife Insurance Hanindio W. Hadi menjelaskan, portofolio penutupan asuransi Pertalife saat ini seimbang antara captive market di dalam ekosistem Pertamina Group dan non-captive di luar grup Pertamina. Khusus asuransi kesehatan, rencananya Pertalife akan fokus menyasar pasar di dalam ekosistem Pertamina.
"Sasaran kita sebtulnya bukan asuransi noncaptive, tapi kita harus buktikan ke captive bahwa kita sanggup. Sekarang dengan 40.000 lebih [tertanggung], hampir 50.000 partisipan asuransi kesehatan, dan itu mereka sejauh ini nyaman-nyaman saja, sejauh ini berjalan dengan baik. Tidak ada [klaim] yang tidak kita bayar, atau keluhan klaimnya lama, rumah sakit juga cepat dibayar," kata Hanindio saat ditemui di Perayaan Ulang Tahun Pertalife ke-40 di Jakarta, dikutip Sabtu (5/7/2025).
Adapun secara industri, rasio klaim asuransi kesehatan pada 2024 telah mencapai 71,23%. Presentase tersebut bila dihitung dengan biaya operasional sebesar 10-15%, angkanya bisa menjadi lebih besar. Lonjakan rasio klaim industri asuransi kesehatan saat ini didorong oleh inflasi medis dan adanya praktik overtreatment klaim kesehatan.
Untuk Pertalife Insurance, Hanindio mengatakan, pihaknya melakukan pengawasan yang ketat terhadap pencairan klaim asuransi kesehatan di rumah sakit.
"Kita benar-benar mengontrol penuh untuk pengeluaran klaim, kita coba terapkan formulatorium obat. Ada beberapa overtreatment terkait dengan obat, dengan rumah sakit sampai pelayanan kesehatan, itu kita coba negosiasi. Kalau pada akhirnya tidak ada titik temu, kita berhentikan kerja samanya dengan rumah sakit itu," tegasnya.
Baca Juga
Adapun, total premi yang dicatat Pertalife Insurance pada periode 2024 sebesar Rp1,25 triliun, terdiri atas premi yang didapat dari kontribusi captive market sebesar Rp501,86 miliar dan premi dari non-captive atau ritel sebesar Rp750,48 miliar.
Tahun ini Pertalife Insurance menargetkan premi di kisaran Rp1 triliun sampai Rp1,1 triliun. Khusus untuk asuransi kesehatan, Hanindio mengatakan target utamanya adalah premi asuransi kesehatan dari captive market.
"Ke depannya, 2025 dan seterusnya kita akan fokus ke captive. Memang ini target utama asuransi kesehatan adalah ke captive market kita. Teman-teman di Pertamina sempat [wait and see] coba deh buktikan Pertalife Insurance sanggup handle partai besar atau tidak," pungkasnya.