Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BSI (BRIS) Gaet Ekosistem Pesantren demi Dongkrak Pasar Perbankan Syariah

Dari jumlah pesantren saat ini 39.167 pesantren BSI (BRIS) telah bekerja sama dengan lebih dari 18.000 pesantren di Indonesia. 
Nasabah Bank Syariah Indonesia memeriksa buku tabungan seusai membuka rekening di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Nasabah Bank Syariah Indonesia memeriksa buku tabungan seusai membuka rekening di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) akan semakin gencar menggaet ekosistem pesantren di Indonesia untuk mendongkrak pangsa pasar perbankan syariah yang lebih besar lagi.

Direktur Retail Banking BSI Ngatari mengatakan jumlah pesantren di Indonesia saat ini mencapai 39.167 pesantren. Adapun, BSI telah bekerja sama dengan lebih dari 18.000 pesantren di Indonesia. 

Berbagai aspek pengembangan yang telah dilakukan BSI di lingkungan pesantren diantaranya pembiayaan Pertashop sebanyak lebih dari 50 unit, pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), hingga program laku pandai yakni Agen BSI Smart sebanyak lebih dari 200 agen.

Pada Mei 2023, BSI telah mengelola dana pihak ketiga (DPK) ekosistem di lingkungan pesantren sebesar Rp805 miliar. Ke depan, BSI akan terus mengkaji skema yang tepat dan efisien agar pesantren bisa memberikan kontribusi yang lebih besar lagi.

Ngatari mengatakan BSI menjadikan pesantren sebagai salah satu fokus yang memberikan dampak positif bagi pengembangan pasar syariah di Indonesia. 

“BSI memandang bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air. Untuk itu kami terus berupaya mengkaji skema yang tepat dan efisien sehingga bisa memberikan kontribusi bagi kemajuan ekonomi syariah di Tanah Air,” kata Ngatari dalam keterangan tertulis pada Kamis (20/7/2023).

Seiring dengan upaya BSI itu, pasar perbankan syariah di Indonesia memang masih kecil. Berdasarkan laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini, pangsa pasar perbankan syariah dibandingkan keseluruhan industri perbankan hanya mencapai 7,09 persen pada 2022. OJK juga mencatat 28 dari 33 bank syariah yang ada di Indonesia masih masih berinduk pada bank umum konvensional.

Selain itu, inklusi keuangan syariah di Indonesia masih rendah. Merujuk hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 (SNLIK 2022), tingkat inklusi keuangan syariah hanya mencapai 12,12 persen pada 2022.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper