Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) yang dikendalikan keluarga crazy rich Sampoerna mencatatkan laba bersih sebesar Rp27,11 miliar pada semester I/2023. Capaian ini naik tipis 1,84 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp26,62 miliar.
CEO Bank Sampoerna Ali Rukmijah mengatakan pada semester I/2023 ini kondisi ekonomi masih belum sepenuhnya pulih. Suku bunga acuan Bank Indonesia telah meningkat sangat signifikan menjadi 5,75 persen sepenjang semester I/2023 dibandingkan dengan 3,5 persen sepanjang semester I/2022. Kondisi ini memberikan tekanan pada beban biaya bunga.
Dampaknya pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Bank Sahabat Sampoerna pun turun 14,7 persen yoy menjadi Rp368,96 miliar. Meski begitu, bank berhasil mencatatkan pendapatan lainnya Rp64,07 miliar, naik 597,17 persen atau tujuh kali lipat yoy.
Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) pun berhasil ditekan dari Rp186,44 miliar pada semester I/2022 menjadi Rp125,01 miliar pada semester I/2023.
Beban operasional lainnya juga susut dari Rp391,48 miliar pada Juni 2022 menjadi Rp325,87 miliar pada Juni 2023.
Bank Sahabat Sampoerna kemudian berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersihnya. "Laba bersih tersebut tercapai berkat kolaborasi semua pihak, terutama merealisasikan komitmen Bank Sampoerna dalam membantu UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah] untuk bertumbuh,” ungkap Ali Rukmijah dalam keterangan tertulis pada Jumat (4/8/2023).
Baca Juga
Dari sisi intermediasi, Bank Sampoerna telah menyalurkan kredit sebesar Rp10,87 triliun hingga Juni 2023, naik 24,79 persen yoy. Kredit tersebut disalurkan kepada lebih dari 400 ribu unit usaha maupun perorangan, termasuk sekitar 230 ribu pelaku UMKM untuk berbagai kebutuhan, di antaranya modal kerja, modal operasional, dan pembiayaan lainnya yang sifatnya produktif.
Total aset bank pun naik 23,9 persen yoy menjadi Rp17,05 triliun pada paruh pertama 2023.
Akan tetapi, bank mencatatkan peningkatan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gorss dari 2,64 persen pada Juni 2022 menjadi 3,77 persen pada Juni 2023. NPL nett juga naik dari 1,21 persen pada Juni 2022 menjadi 1,97 persen pada Juni 2023.
Dari sisi pendanaan, Bank Sampoerna telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp12,5 triliun, naik 24,3 persen yoy.