Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambrol 2,74% dengan ditutup berada pada posisi 7.087,317 dari 7.286,882 selama periode 16 sampai dengan 19 April 2024. Pada saat yang sama, sejumlah emiten saham bank mengalami penurunan harga terdalam sepekan terakhir, termasuk ARTO dan BBRI
Mengacu data RTI Business, saham dengan penurunan terdalam di posisi pertama adalah PT Bank Jago Tbk. (ARTO). Harga saham ARTO turun 17,87% selama sepekan menjadi Rp2.160 per saham.
Kemudian, penurunan harga saham juga dialami PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) yang pekan ini mengakhiri perdagangan di harga Rp1.105 per saham, turun 11,24% selama sepekan.
PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) juga menyusul sebagai emiten dengan harga saham yang turun 7,81% ke level Rp24.
Lalu, jajaran top losers juga diisi oleh PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) yang harga sahamnya ambles 5,41% ke level Rp70. Selanjutnya, PT Bank Neo Commerce (BBYB) ikut mengalami penurunan harga saham 3,79% sehingga berada di level Rp254.
Dari kalangan bank kelas dua alias KBMI III, terdapat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) yang masing-masing mengalami penurunan 3,07% dan 2,88%. BBTN terparkir di level Rp1.420 dan BNGA di level Rp2.020
Baca Juga
Lalu, pada urutan terakhir dari daftar top losers, muncul nama bank jumbo, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan harga saham yang terkoreksi selama sepekan sebesar 2,67% ke level Rp5.475.
Sebelumnya, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan menyebut dengan terjadi konflik Iran dengan Israel membuat investor meninggalkan saham-saham perbankan dan beralih meningkatkan portofolio ke saham sektor komoditas, seperti batu bara hingga minyak.
“[Investor meninggalkan saham bank] karena ada ekspektasi bahwa akan terganggunya supply energi dunia karena konflik ini,” ujarnya pada Bisnis, Selasa (16/4/2024)
Adapun, dia menyebut penguatan kinerja saham perbankan ke depan akan tergantung pada rilis kuartal I/2024.
Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus pun menyoroti merosotnya kinerja harga saham perbankan dipengaruhi sejumlah sentimen.
Pertama, naiknya tensi geopolitik akibat perang tambahan antara Iran dan Israel. Kemudian, ekskalasi perang yang berpotensi meningkat dan dapat menghamburkan proyeksi pemulihan ekonomi global.
Kenaikan data change in nonfarm payrolls AS serta penurunan level pengangguran di Amerika. Selanjutnya, naiknya inflasi di Amerika diikuti melesetnya prediksi penurunan tingkat suku bunga The Fed dari yang semula Juni menjadi September atau bahkan Desember 2024 menjadi sejumlah faktor lesunya kinerja saham bank.
Meski begitu, dirinya menilai prospek saham perbankan masih baik untuk jangka panjang, namun untuk jangka pendek akan mengalami koreksi seiring dengan sentimen negatif yang ada di pasar.
“Akan tetapi, potensi valuasi di masa yang akan datang masih sangat baik,” ujarnya.
Deretan 10 Saham Top Losers Sepekan
1. PT Bank Jago Tbk. (ARTO) : -17,87%
2. PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) : -15,65%
3. PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) : -14,39%
4. PT Gozco Plantations Tbk. (GZCO) : -11,58%
5. PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) : 11,24%
6. PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) : -11,15%
7. PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) : -10.91%
8. PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) : -9,92%
9. PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) : -9,09%
10. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) : -8,82%
Sumber: RTI Business, diolah