Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) membukukan laba bersih Rp310 miliar pada kuartal I/2024 atau naik 1,52% (year-on-year/yoy) dari tahun sebelumnya, yaitu Rp305 miliar
Adapun, peningkatan laba ini terdorong dari net interest income yang tumbuh 6,44% menjadi Rp1,22 triliun dibanding periode sebelumnya Rp1,15 triliun.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan mengawali 2024 di tengah kondisi yang dinamis.
Manajemen telah melakukan review atas beberapa hambatan sekaligus juga melanjutkan capaian selama 2023 kemarin yang terbagi dalam lima besaran.
Pertama, akuisisi market bisnis yang lebih luas yaitu pada sektor riil/produktif terutama untuk bisnis kredit di segmen UMKM.
Kedua, penguatan captive market yaitu segmen consumer melalui program retensi, akuisisi, sampai dengan turunan di captive market
Baca Juga
“Beberapa contoh ekosistem selain binsis kredit consumer, antara lain pembiayaan proyek Pemda, pengadaan termasuk layanan transaksional antar BUMD, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di bawah kendali Pemda,” ujarnya dalam Paparan Kinerja Kuartal I/2024, Senin (29/4/2024)
Ketiga, penetrasi layanan digital guna meningkatkan rasio dana murah (CASA) BJTM.
Keempat, perseroan menggenjot potensi income melalui layanan non kredit, seperti peningkatan transaksi di bisnis tresuri dan layanan devisa.
Terakhir, fokus pada pertumbuhan bisnis anorganik mellaui KUB dengan beberapa kandidat BPD
Sejalan dengan laba, penyaluran kredit perseroan naik 18,76% menjadi Rp57 triliun pada kuartal I/2023 dari sebelumnya Rp48 triliun.
Alhasil, aset BJTM tumbuh sebesar 4,37% secara tahunan atau sebesar Rp100,8 miliar dengan kontribusi dominan dari peningkatan aset produktif.
Lalu, pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) meningkat 2,34% menjadi Rp80,86 triliun dari sebelumya Rp79,01 triliun, dengan kontribusi tersebesar berasal dari jenis tabungan yang tumbuh 13,06% atau Rp26,82 triliun
“Pertumbuhan DPK terjadi karena adanya pencairan THR yang berimplikasi pada meningkatnya outstanding tabungan” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah Arief Wicaksono penyaluran kredit perseroan lebih tinggi dibanding pertumbuhan rata-rata nasional yang hanya sebesar 12,4% dengan komposisi kredit konsumtif sebesar Rp31,3 triliun meningkat 7,4% dan kredit produktif Rp25,6 triliun meningkat 36,34%.
Adapun, peningkatan kredit produktif ditopang tingginya pertumbuhan segmen mikro yang melesat 36,63% , segmen ritel dan menengah 58,4% dan korporasi naik 17,97%.
Di sisi lain, loan deposit ratio (LDR) kuartal I/2024 berada di angka 70%
Penyaluran kredit diikuti dengan kualitas perbaikan pinjaman, nonperforming loan gross melandai menjadi 2,82% dari sebelumnya 3,03%.