Bisnis.com, JAKARTA — Premi asuransi dari unit-linked atau produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) terus mengalami penurunan. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat per semester I/2025 turun 11,7% (year on year/YoY) menjadi Rp32,4 triliun.
Meski begitu, PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) mengungkapkan produk asuransi unit-linked masih menjadi kontributor terbesar terhadap pendapatan premi. Sekitar 70% pendapatan premi per semester I/2025 berasal dari unit-linked.
Kendati demikian, Direktur Allianz Life Indonesia Hasinah Jusuf tak menampik bahwa hingga kini masih ada tantangan yang perusahaannya hadapi dalam memasarkan PAYDI.
“Salah satu tantangan utama adalah kesadaran dan edukasi masyarakat yang masih relatif rendah terhadap produk asuransi, sehingga penetrasi asuransi jiwa belum optimal,” katanya kepada Bisnis, Selasa (26/8/2025).
Selain itu, lanjutnya, perubahan perilaku dan ekspektasi pemegang polis mengharuskan perusahaan untuk terus memantau dan memahami dinamika pasar. Kemudian, kondisi ekonomi makro yang tidak menentu pun memengaruhi kemampuan pemegang polis dalam membeli produk atau membayar premi.
“Dengan demikian, berdampak pada hasil investasi perusahaan. Dalam konteks ini, perusahaan harus mampu beradaptasi dengan perubahan ekonomi serta menjaga stabilitas performa melalui strategi yang adaptif,” tuturnya.
Baca Juga
Walaupun demikian, Hasinah optimistis bahwa minat masyarakat terhadap produk asuransi jiwa unit-linked masih terbilang baik. Perusahaannya juga berjanji akan terus menyediakan berbagai solusi untuk memenuhi perlindungan para pemegang polis.
“Unit-linked sendiri merupakan produk yang fleksibel dengan pilihan perlindungan yang komprehensif, sehingga menjadikan produk ini dapat diterima oleh berbagai kalangan masyarakat karena memberikan manfaat yang lengkap dan menarik,” pungkasnya.
Sebagai informasi, menilik laporan keuangan Allianz Life per semester I/2025, perusahaan mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp8,18 triliun, tumbuh 4,20% secara YoY dari Rp7,85 triliun.