Bisnis.com, JAKARTA — Bank Saqu, layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yang dimiliki oleh Astra Financial dan WeLab, terus berinovasi dalam memperluas layanan keuangan digital.
Presiden Direktur Bank Jasa Jakarta Leo Koesmanto mengatakan melalui kekuatan dua pemegang sahamnya, pihaknya optimistis dapat menjaring pasar dalam segmen produktif, termasuk solopreneur.
“Kami sudah melakukan studi dan beberapa tahun ke depan, sepertiga juta masyarakat Indonesia sifatnya akan mengarah pada ke entrepreneur dan solopreneur. Semua ada sampingan, dan ini segmen baik untuk positioning kami,” ujarnya di Wisma Bisnis Indonesia, Selasa (6/8/2024).
Lebih lanjut, pihaknya saat ini menawarkan berbagai produk andalan, mulai dari Saku yang terdiri dari Utama, Transaksi dan Nabung. Kemudian, produk deposito yang diberi nama Busposito, Tabungmatic, Saku Booster.
“Saat ini kami punya produk tabungan dan deposito, ke depan kita akan melakukan banyak pengembangan fitur,” ucapnya.
Selain itu, fitur-fitur yang hadirkan adalah BI-Fast Transfer dan QRIS Payment, Regular Deposit, Bill Payment hingga Warga Get Warga. Dalam waktu dekat, perseroan juga akan meluncurkan Debit Card.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, Bank Jasa Jakarta (BJJ) atau Bank Saqu kini telah masuk ke dalam KBMI II dari sebelumnya KBMI I usai mendapatkan suntikan modal dari PT Astra International Tbk. (ASII) melalui PT Sedaya Multi Investama (SMI) atau Astra Financial senilai Rp444,81 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi, ASII memberitahukan adanya transaksi afiliasi antara anak usahanya yakni SMI dengan BJJ. Obyek transaksi adalah sebagian saham baru BJJ sebanyak 130.586 saham dengan nilai per saham sebesar Rp3.406.31, yang diambil bagian oleh SMI.
Transaksi yang bernilai Rp444,81 miliar itu dilakukan pada 27 Juni 2024. Dengan transaksi tersebut, maka porsi kepemilikan saham SMI di BJJ pun meningkat.
Sebelum transaksi, SMI menggenggam 1,13 juta saham di BJJ dengan porsi kepemilikan 49,56%. Setelah transaksi, kepemilikan saham SMI di BJJ meningkat menjadi 1,26 juta dengan porsi 49,61%.
Manajemen ASII menjelaskan transaksi afiliasi itu dilakukan dengan tujuan untuk memberikan dukungan pendanaan kepada BJJ, yang akan digunakan oleh BJJ untuk keperluan umum korporasi.
Terkait kinerja, per Juni 2024, Bank Jasa Jakarta mencatatkan total aset Rp12,9 triliun dengan total penyaluran kredit Rp5 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp5,9 triliun.
Adapun, seiring dengan penyaluran kredit, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) net mencapai 0,4% dan NPL gross mencapai 1,9%.