Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Turun, Bankir: Dampak ke Bunga Perbankan Tak Langsung Terlihat

Hal ini tergantung pada seberapa cepat bank menyesuaikan suku bunga simpanan dan bagaimana pasar merespons.
Ilustrasi likuiditas bank. /Freepik
Ilustrasi likuiditas bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) mengatakan penurunan suku bunga acuan atau BI Rate biasanya berdampak terhadap suku bunga dana pihak ketiga (DPK). 

Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah mengatakan ketika suku bunga acuan diturunkan, bank cenderung menurunkan suku bunga simpanan untuk menjaga marjin bunga bersih (net interest margin/NIM).

“Namun, dampaknya mungkin tidak langsung terlihat, karena setiap bank memiliki strategi berbeda dalam mengatur suku bunga simpanan,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (27/9/2024)

Dia menyebut, manfaat penuh dari penurunan suku bunga acuan biasanya baru akan terasa dalam 6 bulan hingga satu tahun setelah keputusan diambil. Hal ini tergantung pada seberapa cepat bank menyesuaikan suku bunga simpanan dan bagaimana pasar merespons.

Lebih lanjut, kata Efdinal, ada beberapa strategi yang dilakukan Bank Oke guna terus mengelola NIM dan menjaga profitabilitas, seperti diversifikasi sumber pendapatan dengan meningkatkan pendapatan dari fee-based income

Kemudian, optimalisasi biaya operasional, dengan mengurangi biaya operasional melalui efisiensi dan digitalisasi serta penyesuaian portofolio kredit dengan lebih fokus kepada segmen kredit yang memberikan margin lebih baik. 

Selain itu, bank juga melakukan inovasi produk dengan menawarkan produk keuangan baru yang dapat menarik nasabah tanpa harus bergantung pada bunga tinggi

Adapun, menurutnya dengan pelonggaran moneter, sektor UMKM, properti hingga konsumsi juga diperkirakan akan tumbuh lebih cepat, lantaran dengan suku bunga yang lebih rendah, akses kredit akan lebih mudah. 

“Sektor properti, di mana penurunan suku bunga dapat merangsang pembelian rumah dan investasi di sektor real estate. Lalu, sektor konsumsi [juga tumbuh] karena adanya peningkatan daya beli masyarakat dapat meningkatkan kredit konsumsi,” ucapnya. 

Terkait kinerja, Bank Oke membukukan laba bersih Rp17,27 miliar hingga paruh pertama tahun ini atau semester I/2024, melesat 50,82% secara tahunan dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp11,45 miliar. 

Berdasarkan laporan keuangannya, DNAR sebenarnya mencatatkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik tipis 2,4% yoy menjadi Rp300,68 miliar pada semester I/2024.  

Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank Oke susut dari 5,74% per Juni 2023 menjadi 5,58% per Juni 2024.  

Namun, bank menekan beban operasional dari Rp279,77 miliar pada Juni 2023 menjadi Rp278,94 miliar pada Juni 2024.

Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pun menurun dari 97,13% pada Juni 2023 menjadi 95,75% pada Juni 2024. Semakin susut rasio BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya. 

Dari sisi intermediasi, Bank Oke telah menyalurkan kredit sebesar Rp8,8 triliun pada kuartal II/2024, naik 2,67% yoy. Aset bank pun naik 7,16% yoy menjadi Rp11,45 triliun. 

Adapun, di segi pendanaan, Bank Oke telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp6,36 triliun pada kuartal II/2024, naik 6,5% yoy. Bank tercatat menggenjot dana murah atau current account saving account (CASA) yang melonjak 38,88% yoy menjadi Rp1,28 triliun per Juni 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper