Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia masih membuka peluang penurunan suku bunga acuan atau BI Rate pada tahun depan.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan arah kebijakan moneter pada 2025 yaitu untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, sambungnya, selalu ada peluang penurunan suku bunga untuk menjaga stabilitas sekaligus pertumbuhan ekonomi.
"Kebijakan suku bunga BI Rate, kami terus akan arahkan untuk memastikan inflasi sesuai sasaran," jelas Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6/11/2024).
Selain itu, dia menyatakan BI juga akan proaktif melakukan intervensi di pasar, perkuat strategi operasi monitor pro-market, sekaligus memperdalam pasar uang pasal valas. BI, lanjut Perry, akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk melakukan pengendalian inflasi.
Langkah lain, dia menyatakan kebijakan insentif likuiditas akan diarahkan untuk mendorong kredit dan pembiayaan ke sektor-sektor prioritas. Contohnya, industri yang lebih menyerap lapangan kerja yang tinggi. "Dengan demikian juga kebijakan makro lain tetap longgar," ujar Perry.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI periode 15—16 Oktober 2024 memutuskan suku bunga acuan atau BI Rate tetap berada pada level 6%.
Baca Juga
Pada kesempatan tersebut, BI juga menetapkan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,25% dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 6,75%.
Sementara itu, rupiah sempat tertekan pada tahun ini dan menembus batas psikologis Rp16.000 per dolar AS, yakni mencapai titik terlemahnya pada 21 Juni 2024 di level Rp16.450 per dolar AS.
Adapun, saat ini posisi nilai tukar rupiah tercatat sedang melemah 0,39% pada tahun berjalan (year to date/YtD), tetapi posisinya menguat 1,18% secara tahunan (year on year/YoY).