Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tok! The Fed Turunkan Suku Bunga Jadi 4,5%-4,75%

The Fed memutuskan menurunkan suku bunga acuan federal fund rate (FFR) pada level 4,50%-4,75%.
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, DC, AS, Rabu (26/7/2023). / Reuters
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, DC, AS, Rabu (26/7/2023). / Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga acuan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berakhir pada Kamis (7/11/2024) waktu setempat.

Melansir Reuters, Jumat (8/11/2024), The Fed memutuskan menurunkan suku bunga federal fund rate (FFR) pada level 4,50%-4,75%.

"Komite memutuskan untuk menurunkan kisaran target suku bunga sebesar seperempat poin menjadi 4,5% hingga 4,75%," kata Ketua The Fed, Jerome Powell dalam pernyataan usai pertemuan seperti dikutip dari FOMC, Jumat (8/11/2024).

Powell menjelaskan pemangkasan suku bunga dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi ketenagakerjaan yang secara umum mengalami perbaikan dan inflasi yang bergerak menuju target bank sentral AS yaitu 2%.

"Indikator terkini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi terus berkembang dengan pesat. Sejak awal tahun, kondisi tenaga kerja secara umum telah mereda. Inflasi telah mengalami kemajuan menuju sasaran Komite sebesar 2%, tetapi masih agak tinggi," ujarnya.

Lebih lanjut, dalam pernyataannya Powell menyebutkan bahwa dalam menetapkan kebijakan moneter yang tepat, pihaknya akan terus memantau implikasi informasi yang masuk terhadap prospek ekonomi.

Komite, imbuhnya, akan siap untuk menyesuaikan sikap kebijakan moneter sebagaimana mestinya jika muncul risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan Komite.

"Penilaian Komite akan mempertimbangkan berbagai informasi, termasuk pembacaan tentang kondisi pasar tenaga kerja, tekanan inflasi dan ekspektasi inflasi, serta perkembangan keuangan dan internasional," jelasnya.

Kebijakan The Fed disorot usai terpilihnya Donald Trump dari Partai Republik dalam Pilpres AS yang bakal resmi dilantik sebagai Presiden menggantikan Joe Biden pada Januari 2025.

Trump, yang mengalahkan calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris dalam pemilihan presiden, berkampanye dengan janji-janji mulai dari tarif impor tinggi yang dapat berdampak luas dan tidak terduga pada lanskap ekonomi yang akan dihadapi Fed dalam beberapa bulan mendatang karena para pejabat berusaha menjaga inflasi tetap terkendali dan mendekati target bank sentral.

Mengutip dari Bloomberg, Sabtu (2/11/2024), Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengatakan data gaji untuk sektor nonpertanian meningkat hanya 12.000 bulan lalu, tetapi angka-angka tersebut kemungkinan terdistorsi oleh dua badai dan pemogokan besar-besaran di Boeing Co,. Perekrutan pekerja pada Agustus dan September, bagaimanapun, lebih lemah dari yang diperkirakan sebelumnya, menurut data yang dirilis hari Jumat, sementara tingkat pengangguran bertahan stabil pada level 4,1%.

Laporan yang kurang memuaskan ini memberikan lebih banyak bukti bahwa pasar tenaga kerja masih mengalami penurunan dari tingkat overheating yang terlihat beberapa tahun yang lalu, mendukung argumen para pejabat the Fed untuk terus menurunkan tingkat suku bunga yang mereka terapkan untuk menekan inflasi.

“Ini menghilangkan semua keraguan bahwa akan ada pemotongan 25 basis poin pada November dan pemotongan 25 basis poin lagi pada Desember,” kata kepala ekonom AS Steven Blitz. 

Blitz memperkirakan the Fed akan menurunkan suku bunga ke kisaran 4% hingga 4,25% dan setelah itu akan menahannya untuk sementara waktu. Angka tersebut artinya 75 basis poin lebih rendah dari suku bunga acuan bank sentral yang berada pada rentang 4,75%–5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper