Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utang Luar Negeri RI Oktober 2024 Naik jadi US$427,8 Miliar

Nilai utang luar negeri Indonesia per Oktober 2024 mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 8,3% year on year (YoY).
Ilustrasi utang luar negeri (ULN) Indonesia/Dok Freepik
Ilustrasi utang luar negeri (ULN) Indonesia/Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia melaporkan posisi utang luar negeri Indonesia pada Oktober 2024 naik US$2,7 miliar menjadi US$427,8 miliar dari posisi Agustus yang senilai US$425,1 miliar. 

Nilai utang tersebut mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 8,3% year on year (YoY). Dalam rupiah, posisi utang luar negeri (ULN) tersebut setara dengan Rp6.790,9 triliun (kurs 15.874 per dolar AS). 

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan Perkembangan ULN tersebut bersumber dari sektor publik. 

“Posisi ULN kuartal III/2024 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (15/11/2024). 

Meski terjadi kenaikan secara umum, Denny menekankan bahwa ULN pemerintah tetap terkendali. Posisi ULN pemerintah pada kuartal III/2024 senilai US$204,1 miliar atau tumbuh sebesar 8,4% YoY, setelah mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar 0,8% pada kuartal II/2024. 

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri dan peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring dengan tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia. 

Sementara itu, ULN swasta justru mencatatkan penurunan. Pada kuartal III/2024, posisi ULN swasta tercatat sebesar US$196 miliar, atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,6% YoY, setelah tumbuh rendah sebesar 0,02% pada kuartal II/2024. 

Perkembangan tersebut terutama didorong oleh ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 3,2% YoY. 

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertambangan dan Penggalian. Total pangsa sektor tersebut mencapai 79,3% dari total ULN swasta. 

Denny menekankan dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. 

“Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper