Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dorong Investasi Produsen EV, BRI Finance Optimistis Kredit Moncer pada 2025

BRI Finance menyatakan kebijakan perluasan insentif untuk impor mobil listrik diharapkan semakin meningkatkan minat pasar terhadap mobil listrik.
Karyawati beraktivitas di kantor BRI Finance di Jakarta./Bisnis - Arief Hermawan
Karyawati beraktivitas di kantor BRI Finance di Jakarta./Bisnis - Arief Hermawan

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) optimistis terhadap kredit mobil listrik berbasis baterai atau Battery Electric Vehicle (BEV) pada 2025.

Hal tersebut seiring dengan Pemerintah yang memperluas kebijakan insentif untuk impor mobil listrik berbasis baterai melalui Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nomor 1 Tahun 2024.

Direktur Utama BRI Finance Wahyudi Darmawan mengatakan kebijakan tersebut diharapkan akan semakin meningkatkan minat pasar terhadap mobil listrik. Dengan demikian, kredit kendaraan listrik juga ikut terdongkrak. 

“Tentu saja, kebijakan Pemerintah akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan mobil listrik karena hal tersebut akan mendorong berbagai pihak mulai dari produksi, penjualan, sampai dengan pembiayaan,”kata  Wahyudi kepada Bisnis pada Kamis (28/11/2024).

Wahyudi mengatakan dalam mendorong adopsi kendaraan listrik, perusahaan multifinance dapat menawarkan skema pembiayaan dengan cicilan yang terjangkau bagi nasabah yang ingin membeli kendaraan listrik. 

Seperti saat ini terdapat skema pembiayaan

Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) BRI dengan bunga mulai dari 0,22% per bulan. BRI Finance juga mencatat pembiayaan kredit kendaraan listrik terus meningkat. Adapun Sampai dengan Oktober 2024 porsi penyaluran pembiayaan listrik sebesar 52% (year to date/ytd). 

Namun demikian, Wahyudi menyebut bahwa masih ada tantangan yang dihadapi dalam pembiayaan kendaraan listrik. Pertama rendahnya minat pembiayaan kendaraan listrik dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang kendaraan listrik, masih berkembangnya infrastruktur pendukung untuk pengisian daya kendaraan listrik, dan harga yang masih relatif tinggi. 

“Namun hal tersebut secara bertahap kami

edukasikan kepada masyarakat melalui media sosial maupun secara langsung di berbagai kegiatan terkait banyaknya hal keuntungan menggunakan mobil listrik,” kata Wahyudi. 

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM tengah berupaya menjaring lebih banyak produsen otomotif untuk mendirikan pabrik kendaraan listrik di Indonesia. Pasalnya, pemerintah memperluas cakupan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk pelaku usaha yang mengimpor mobil listrik berbasis baterai. 

Hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 1 Tahun 2024. 

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Ahmad Faisal Suralaga mengatakan, dalam beleid tersebut, ada dua jenis insentif yang diberikan.  Pertama, bea masuk tarif 0% atas impor mobil listrik berbasis baterai dan insentif PPnBM DTP atas penyerahan mobil listrik yang diproduksi.

Kedua, PPnBM DTP atas penyerahan mobil listrik berbasis baterai yang diproduksi lokal. Insentif kedua ini sebelumnya tidak diatur dalam beleid lama. 

“Pilihan kedua, bagi pelaku usaha yang impor dari negara yang ada FTA [free trade agreement] dengan Indonesia bisa mengurus pembebasan atau pengurangan tarif bea masuk sesuai mekanisme kepabeanan," kata Faisal kepada Bisnis, Selasa (26/11/2024).

Beleid tersebut memungkinkan pelaku usaha dapat diberikan insentif atas impor mobil listrik BEV yang akan dirakit di Indonesia. Asalkan, BEV yang akan dirakit lokal itu memiliki capaian tingkat komponen dalam negeri (TKDN) paling rendah 20% dan paling tinggi kurang dari 40%. Dalam aturan baru, pemberian cakupan insentif PPnBM DTP untuk impor mobil listrik diperluas ke negara-negara yang memiliki perjanjian atau kesepakatan dengan Indonesia. 

Artinya, negara-negara yang memiliki perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) dengan Indonesia, beberapa di antaranya meliputi negara-negara Asean, Australia, Jepang, Korea Selatan, China, Selandia Baru, hingga India. 

“Harapannya, semakin banyak investor industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai [KBL BB] yang tertarik untuk memanfaatkan pilihan skema insentif ini," katanya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper