Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) atau Mandala Finance merencanakan penerbitan obligasi dan sukuk pada 2025 untuk mendukung berbagai inisiatif strategis perusahaan.
Langkah ini sejalan dengan kebutuhan pendanaan yang terus berkembang dalam rangka memperluas cakupan bisnis dan meningkatkan akses pembiayaan bagi masyarakat Indonesia.
Managing Director Mandala Finance Christel Lesmana mengatalan bahwa penerbitan obligasi dan sukuk tersebut akan menjadi bagian penting dari strategi pendanaan perusahaan di tahun depan. Dana yang dihimpun akan dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, termasuk penyaluran pembiayaan, mendukung kegiatan operasional, dan keperluan modal kerja.
"Penerbitan obligasi dan sukuk akan dilakukan sesuai dengan rencana target pendanaan perusahaan pada 2025 yang disesuaikan dengan kebutuhan target penyaluran pembiayaan untuk mendukung berbagai inisiatif dan kegiatan operasional bisnis, serta sebagai keperluan modal kerja dalam menjangkau dan menyalurkan kredit yang tepat guna kepada lebih banyak masyarakat Indonesia," kata Christel kepada Bisnis, Kamis (19/12/2024).
Christel menambahkan dalam proses perencanaan ini, Mandala Finance akan meninjau secara cermat berbagai faktor, seperti kebutuhan pendanaan, kondisi ekonomi, pasar, dan tren permintaan. Hal ini dilakukan untuk memastikan langkah strategis perusahaan tetap relevan dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sebagai bagian dari strategi pendanaan, Mandala Finance mengandalkan kombinasi beberapa sumber dana. Selain penerbitan obligasi dan sukuk, perusahaan juga akan memanfaatkan pendanaan dari perbankan dan dana internal.
Baca Juga
"Sumber pendanaan Mandala mayoritas masih akan berasal dari perbankan, dana internal kas, serta melalui penerbitan Obligasi dan Sukuk. Kami juga menerapkan berbagai strategi untuk mengatur pendanaan yaitu dengan mencari sumber yang memiliki bunga kompetitif dan menjaga komposisi yang berimbang antara berbagai sumber pendanaan tersebut," kata Christel.
Saat ini, Mandala Finance terus mempersiapkan berbagai langkah strategis untuk memastikan rencana pendanaan pada 2025 dapat berjalan lancar. Persiapan tersebut meliputi evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan operasional perusahaan serta pengelolaan sumber daya keuangan secara efisien.
"Kami terus mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan agar rencana di tahun 2025 dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan dan mendukung pertumbuhan Perusahaan secara berkelanjutan," pungkas Christel.
Sebelumnya, Mandala Finance pun menegaskan komitmennya untuk tetap fokus pada pembiayaan konsumen pada 2025. Segmen utama yang menjadi perhatian perusahaan mencakup kendaraan roda dua, kendaraan roda empat bekas, serta pembiayaan multiguna untuk berbagai kebutuhan, termasuk modal kerja sektor produktif Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan, Mandala Finance akan mengutamakan penerapan prinsip kehati-hatian, diversifikasi portofolio, dan inovasi teknologi. Hal ini bertujuan menjaga kualitas portofolio bisnis serta menjangkau lebih banyak konsumen di seluruh Indonesia.
Christel melihat bahwa tahun depan menawarkan peluang sekaligus tantangan bagi industri pembiayaan. Beberapa faktor pendorong pertumbuhan mencakup pemulihan ekonomi, meningkatnya permintaan konsumen, dan inovasi digital yang membuka akses lebih luas ke layanan pembiayaan.
"Kami melihat beberapa faktor pendorong pertumbuhan pembiayaan di tahun depan yaitu, potensi pemulihan ekonomi, peningkatan permintaan konsumen serta inovasi digital yang memperluas akses pembiayaan," kata Christel.
Namun demikian, Mandala Finance juga mewaspadai sejumlah tantangan yang dapat memengaruhi kinerja, seperti inflasi, fluktuasi suku bunga, kenaikan PPN menjadi 12%, kebijakan pajak opsen kendaraan bermotor, risiko kredit, serta persaingan yang semakin ketat.
Hingga akhir November 2024, Mandala Finance mencatatkan pertumbuhan signifikan dengan peningkatan total penyaluran pembiayaan sebesar 19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didukung oleh outlook positif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait industri pembiayaan.
OJK memproyeksikan pertumbuhan industri multifinance sebesar 10%—12% pada 2024. Selain itu, data per September 2024 menunjukkan realisasi piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan meningkat sebesar 9,39%.