Bisnis.com, JAKARTA — PT Pegadaian (Persero) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp12 triliun pada 2025 sebagai bagian dari strategi pendanaan perusahaan.
Sekretaris Perusahaan Pegadaian Zulfan Adam mengungkapkan bahwa penerbitan obligasi tetap menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan manajemen untuk memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan.
Menurutnya untuk penetapan nilai obligasi yang akan diterbitkan, ada beberapa faktor utama yang menjadi pertimbangan manajemen, antara lain kebutuhan likuiditas, kondisi pasar, dan efisiensi biaya pendanaan
“Dengan memperhatikan berbagai aspek tersebut, manajemen memproyeksikan penerbitan surat utang di tahun 2025 sebesar Rp12 triliun,” kata Zulfan kepada Bisnis pada Jumat (27/12/2024).
Di sisi lain, kondisi pasar keuangan seperti tingkat suku bunga, sentimen investor, dan permintaan terhadap instrumen utang juga menjadi perhatian Pegadaian. Secara keseluruhan, Zulfan mengungkapkan bahwa estimasi kebutuhan pendanaan Pegadaian pada tahun depan diproyeksikan mencapai Rp20 triliun.
Angka tersebut akan disesuaikan dengan proyeksi pertumbuhan bisnis, rencana ekspansi, dan strategi operasional perusahaan.
“Angka kebutuhan pendanaan akan disesuaikan dengan pertimbangan strategis, sehingga memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan para pemangku kepentingan,” katanya.
Lebih lanjut, Pegadaian juga telah merancang strategi pelunasan surat utang yang jatuh tempo pada tahun depan. Zulfan menegaskan bahwa pelunasan akan dilakukan melalui fasilitas pinjaman perbankan yang masih memiliki ketersediaan yang cukup.
Baca Juga : Tabungan Emas Pegadaian Banjir Peminat di Sumbar |
---|
Selain obligasi dan sukuk, Pegadaian juga akan terus mengembangkan strategi diversifikasi pendanaan untuk memastikan fleksibilitas dan keberlanjutan likuiditas.
Beberapa strategi lain yang menjadi fokus manajemen meliputi pinjaman bilateral perbankan, penerbitan pinjaman sosial (social loans), penerbitan obligasi berwawasan sosial, dan pinjaman dari pemerintah.
Zulfan menyebut pinjaman bilateral perbankan diharapkan dapat memberikan pendanaan dengan struktur yang fleksibel dan tingkat bunga yang kompetitif. Sementara itu, social loans dipertimbangkan sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan Pegadaian.
“Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan, manajemen juga mempertimbangkan perjanjian kredit dengan skema social loans yang sesuai dengan inisiatif keberlanjutan perusahaan,” ungkapnya.