Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Kondisi Penyaluran Kredit UMKM Bank Sampoerna saat Industri Melambat

Sekitar 60% dari penyaluran kredit Bank Sampoerna disalurkan ke sektor UMKM.
Bank Sahabat Sampoerna/dok. perusahaan
Bank Sahabat Sampoerna/dok. perusahaan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Sahabat Sampoerna atau Bank Sampoerna melaporkan telah menyalurkan kredit sekitar Rp12 triliun sepanjang 2024.

Chief Digital Business Bank Sampoerna Ivan Giarto menuturkan dari jumlah tersebut, sekitar 60% di antaranya adalah kredit untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

Dia menuturkan, pendanaan ke UMKM dilakukan melalui beberapa jalur, yakni langsung melalui cabang-cabang Bank Sampoerna ataupun dengan kemitraan-kemitraan. Contoh kemitraan tersebut adalah pendanaan melalui microfinance dan juga melalui lembaga multifinance untuk produk-produk multiguna.

Ivan menuturkan pertumbuhan penyaluran kredit Bank Sampoerna untuk UMKM lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri pada kisaran 3,7%.

"Untuk pertumbuhannya [kredit ke UMKM] itu sekitar 6% pada laporan kita yang belum diaudit, lebih tinggi dari data OJK yang untuk penyaluran ke UMKM sekitar 3,7%," jelasnya dalam media gathering di Jakarta, dikutip Jumat (21/3/2025).

Ivan melanjutkan, Bank Sampoerna mencatat rasio non-performing loan (NPL) atau kredit macet sebesar 4%. Dia menuturkan, meski angka tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan industri perbankan konvensional, rasio tersebut masih tergolong sehat jika dibandingkan dengan industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di sektor UMKM.

Ke depannya, Ivan optimistis masih dapat mencatatkan pertumbuhan kredit ke segmen UMKM pada 2025. Hal ini seiring dengan fokus bisnis perusahaaan yang memang menyasar kelompok usaha tersebut.

Dia juga mengatakan, secara historis, tren pertumbuhan kredit UMKM Bank Sampoerna cenderung lebih tinggi dibandingkan rerata industri.

"Kalau secara pertumbuhan year-on-year kita sebisa mungkin dengan rata-rata industri, untuk UMKM itu sekitar 5%. Jadi, kita masih maintain di sekitar itu," jelas Ivan.

Adapun, dia menyebut penyaluran kredit ke UMKM hingga Februari 2025 masih cenderung lamban. Ivan menjelaskan hal tersebut kerap terjadi pada segmen itu dan mulai meningkat setelah periode Lebaran. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper