Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Semester II/2025 Diramal Melambat, Dibayangi Pelemahan Daya Beli

Pertumbuhan kredit semester II/2025 diprediksi melambat akibat daya beli yang belum pulih.
Ilustrasi suku bunga perbankan./ Dok. Freepik.
Ilustrasi suku bunga perbankan./ Dok. Freepik.
Ringkasan Berita
  • Pertumbuhan kredit pada semester II/2025 diperkirakan melambat dengan proyeksi sekitar 7% hingga 9% akibat daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih.
  • Sektor konsumsi seperti perkebunan, pertanian, dan perdagangan diharapkan menjadi pendorong kredit, sementara sektor properti, otomotif, dan pariwisata perlu diwaspadai.
  • Survei Bank Indonesia menunjukkan bahwa meski pertumbuhan kredit melambat, prospek ekonomi dan moneter yang baik serta peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) diperkirakan tetap mendukung penyaluran kredit.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan kredit diramal melambat pada semester II/2025. Daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih dinilai menjadi tantangan industri perbankan pada paruh kedua 2025.

Kepala Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menyampaikan proyeksi pertumbuhan kredit semester II/2025 masih tetap bergerak lebih lambat seperti semester I/2025.

“Kemungkinan pertumbuhan kredit 2025 sekitar 7% hingga 9%,” kata Trioksa kepada Bisnis, Jumat (8/8/2025).

Pada paruh kedua 2025, Trioksa memperkirakan sektor yang terkait dengan konsumsi masyarakat seperti perkebunan, pertanian, dan perdagangan dapat menjadi motor penggerak kredit.

“Sementara yang perlu diperhatikan adalah sektor properti, otomotif dan pariwisata perhotelan,” ungkapnya.

Dia menambahkan sejumlah tantangan perlu diwaspadai industri perbankan pada semester II/2025. Tantangan itu terkait dengan daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, sehingga pembiayaan terhadap barang-barang mahal perlu dievaluasi dengan baik.

Sementara itu, Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa responden memperkirakan outstanding kredit sampai dengan akhir 2025 tetap tumbuh. 

Kondisi ini antara lain ditopang oleh prospek kondisi ekonomi dan moneter yang tetap baik serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit.

Dalam laporannya, outstanding kredit sampai dengan akhir 2025 diramal meningkat dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) 94,28%. 

Kendati begitu, nilai ini lebih rendah dibandingkan SBT pertumbuhan kredit 2024 sebesar 95,74% serta angka prakiraan pada survei kuartal/I 2025 dengan SBT sebesar 96,27%.

“Penyaluran kredit 2025, antara lain didorong oleh prospek kondisi ekonomi, kebijakan suku bunga, serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit,” tulis BI dalam laporannya, dikutip Jumat (8/8/2025).

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) diperkirakan meningkat dibanding 2024, dengan nilai SBT sebesar 98,05%, dan lebih tinggi dibandingkan SBT pertumbuhan DPK 2024 yang tercatat sebesar 89,30% serta angka prakiraan pada survei kuartal I/2025 dengan SBT sebesar 94,34%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro