Bisnis.com, JAKARTA – Hasil investasi industri asuransi jiwa per Januari 2025 mengalami kontraksi cukup dalam. Sampai dengan periode tersebut, instrumen Surat Berharga Negara (SBN) masih menjadi portofolio terbesar investasi industri asuransi jiwa, dan kemudian di posisi kedua adalah penempatan pada saham.
Berdasarkan data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hasil investasi industri asuransi jiwa per Januari 2025 sebesar Rp1,63 triliun, atau terkontraksi sebesar 56% year on year (YoY) dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Per Januari 2024, hasil investasi asuransi jiwa tercatat mencapai Rp3,70 triliun.
Kontraksi hasil investasi tersebut diikuti dengan jumlah pendapatan yang juga turun 16,50% YoY menjadi Rp13,96 triliun dari Rp16,72 triliun di periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Meski jumlah pendapatan turun, industri asuransi jiwa per Januari 2025 masih dapat membukukan pertumbuhan laba. Tercatat laba setelah pajak industri asuransi jiwa pada periode ini sebesar Rp969,03 miliar. Angkanya tumbuh 51% YoY dibanding laba setelah pajak sebesar Rp641,54 miliar.
Sama seperti hasil investasi yang turun, jumlah investasi asuransi jiwa per Januari 2025 juga terkontraksi sebesar 0,35% YoY menjadi Rp518,90 triliun dibanding Rp520,72 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Bila dibedah komposisinya, portofolio investasi industri asuransi jiwa dalam periode tersebut paling besar ditempatkan pada Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai mencapai Rp200,08 triliun, tumbuh 11,7% YoY dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Baca Juga
Portofolio terbesar kedua adalah pada penempatan saham sebesar Rp124,63 triliun. Penempatan pada saham ini mengalami kontraksi 11,5% YoY dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sementara bila ditinjau dari sisi perubahan paling signifikan, penempatan investasi dalam Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Bank Indonesia atau Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mengalami lonjakan paling besar. Sampai dengan Januari 2024, penempatan investasi asuransi jiwa di instrumen ini hanya mencapai Rp28,96 miliar, dan kemudian per Januari 2025 meningkat menjadi Rp2,30 triliun.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (KE PPDP) Ogi Prastomiyono menjabarkan bahwa secara total investasi asuransi hingga Januari 2025 mencapai Rp696,78 triliun, naik Rp6,19 triliun atau 0,90% YoY.
"Hasil investasi asuransi jiwa pada Januari 2025 sebesar Rp1,64 triliun dengan investment yield sebesar 0,30%. Sementara untuk asuransi umum dan reasuransi hasil investasi januari 2025 sebesar Rp0,83 triliun dengan investment yield sebesar 0,55%. SRBI memiliki porsi 0,74% dari total investasi asuransi komersial," kata Ogi dalam jawaban tertulis.