Bisnis.com, JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah mengantongi mandat pemeringkatan surat utang untuk sektor perbankan sebesar Rp12,6 triliun per 31 Maret 2025.
Merujuk data Pefindo yang disampaikan Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto, terdapat lima perusahaan sektor perbankan yang tercatat di pipeline. Hal ini menjadikan sektor perbankan merupakan sektor dengan nilai penerbitan jumbo kedua setelah sektor multifinance atau pembiayaan.
Secara rinci, sektor pembiayaan berada di peringkat pertama dengan rencana issuance atau nilai penerbitan Rp14,8 triliun. Lalu posisi kedua ditempati oleh perbankan senilai Rp12,6 triliun.
"Kalau berdasarkan historis penerbitkan kedua sektor ini cukup tinggi dari tahun ke tahun diteruskan juga di tahun ini tercermin dari mandatnya yang masih tinggi, yang mana instrumennya belum listing," kata Suhindarto dalam konferensi pers, Selasa (15/4/2025).
Sementara di posisi ketiga ada sektor lembaga keuangan khusus dengan rencana issuance yakni Rp10,5 triliun. Lalu ada sektor perusahaan induk dengan rencana issuance Rp7 triliun.
Mandat yang diterima Pefindo berdasarkan jenis instrumen surat utang yaitu PUB Obligasi sebesar Rp52,4 triliun. Dalam pipeline Pefindo, rencana issuance surat utang obligasi 2025 sebesar Rp9,5triliun, PUB sukuk senilai Rp7,9 triliun, sukuk Rp2,2 triliun, MTN Rp2 triliun dan sekuritisasi yakni Rp300 miliar.
Baca Juga
Sementara mandat diterima Pefindo berdasarkan institusi NonBUMN sebanyak 33 perusahaan dengan rencana issuance 2025 senilai Rp37,62 triliun dan BUMN serta anak perusahaan (BUMD) sebesar Rp36,83 triliun.
Selain itu, Suhindarto menyampaikan kondisi pasar surat utang korporasi pada kuartal pertama tahun ini memang relatif lebih semarak. Pada periode Januari hingga Maret 2025 dipimpin oleh sektor pulp and paper senilai Rp13,2 triliun dengan empat jumlah perusahaan.
Sementara sektor perbankan menempati posisi kelima penerbitan surat utang korporasi secara nasional dengan nilai terbanyak yaitu Rp5 triliun dengan satu perusahaan.
Di sisi lain, penerbitan surat utang korporasi yang dipegang oleh Pefindo sendiri perbankan masuk ke urutan ketiga sebesar Rp5 triliun dengan jumlah satu perusahaan.
"[Penerbitan surat utang korporasi] dipegang pefindo sendiri nomor tiganya adalah perbankan baru kemudian multifinance," tuturnya.
Rinciannya, total nilai surat utang yang diterbitkan di sektor pulp and paper yakni Rp13,2 triliun dengan jumlah nilai obligasi Rp8 triliun dan sukuk Rp5,1 triliun. Total nilai surat utang sektor pertambangan Rp9,1 triliun dibagi menjadi dua yaitu obligasi Rp6,3 triliun dan sukuk Rp2,8 triliun.
Untuk sektor perbankan, total nilai surat utang periode Januari hingga Maret 2025 sebesar Rp5 triliun. Adapun pada sektor perbankan, penerbitan surat utang pada periode tersebut hanya melalui instrumen obligasi.