Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) alias BCA dan entitas anak membukukan laba bersih senilai Rp14,1 triliun sepanjang kuartal I/2025.
Realisasi itu tumbuh 9,8% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp12,9 triliun pada kuartal I/2024. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan bahwa momentum Ramadan dan Idulfitri 2025 berdampak positif terhadap kinerja perseroan.
“Total kredit Rp941 triliun per Maret 2025, naik 12,6% secara tahunan. Pertumbuhan kredit ini ditopang ekspansi pembiayaan di berbagai sektor,” katanya dalam konferensi pers kinerja kuartal I/2025 BCA secara virtual, Rabu (23/4/2025).
Pertumbuhan kredit itu diiringi dengan rasio kredit berisiko alias loan at risk (LAR) dan kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) yang berada pada tingkat terjaga, masing-masing 6% dan 2%.
Dari segi penerimaan, pendapatan bunga bersih BCA tumbuh 7,1% (YoY) menjadi Rp21,1 triliun, seiring dengan pendapatan selain bunga yang naik 8,1% (YoY) hingga mencapai Rp6,8 triliun.
Sementara itu, simpanan atau dana pihak ketiga (DPK) BCA mencapai Rp1.193 triliun, naik 6,5% (YoY) pada kuartal I/2025.
Baca Juga
Dana murah atau current account saving account (CASA) menjadi kontributor utama pendanaan BCA dengan pertumbuhan 8,3% (YoY) menjadi Rp979 triliun, atau sekitar 82% total DPK. Pertumbuhan itu terjadi seiring dengan meningkatnya volume transaksi.
“Frekuensi transaksi BCA secara menyeluruh tumbuh 19% [YoY] mencapai 9,9 miliar. Frekuensi transaksi mobile dan internet banking BCA mencapai 8,8 miliar, naik 22,2% [YoY],” lanjutnya.
Terkait rasio kinerja lainnya, rasio cost to income (CIR) disebut terkelola baik di level 28,5%. Demikian pula dengan rasio pencadangan NPL dan LAR yang masing-masing sebesar 180,5% dan 66,5%.