Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Premi Asuransi Simas Insurtech Naik Jadi Rp1,48 Triliun Kuartal I/2025, Ini Pemicunya

Peningkatan pendapatan premi tersebut ditopang oleh peningkatan pada lini bisnis asuransi kredit untuk fintech peer to peer (P2P) lending.
Logo Asuransi Simas Insurtech/simasinsurtech.com
Logo Asuransi Simas Insurtech/simasinsurtech.com

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Simas Insurtech mencatatkan pendapatan premi sebanyak Rp1,48 triliun pada kuartal I/2025. Angka tersebut mengalami peningkatan 42,62% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan Rp1,04 triliun pada kuartal I/2024.

Direktur Utama Asuransi Simas Insurtech Teguh Aria Djana mengatakan peningkatan pendapatan premi tersebut ditopang oleh peningkatan pada lini bisnis asuransi kredit untuk fintech peer to peer (P2P) lending. 

“Kami mencatatkan kenaikan di asuransi kredit khususnya dari fintech P2P lending,” kata Teguh saat dihubungi Bisnis pada Sabtu (3/5/2025). 

Di sisi lain, perseroan juga masih mencatatkan peningkatan hasil investasi sebanyak Rp11,8 miliar. Angka tersebut mengalami peningkatan 51,08% YoY apabila dibandingkan dengan Rp7,84 miliar pada kuartal I/2024.

Teguh mengatakan, peningkatan hasil investasi tersebut disebabkan oleh upaya perusahaan menjaga likuiditas dan tidak bersikap agresif dalam penempatan investasi di pasar modal. Terlebih Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung bergerak fluktuatif, mengikuti sentimen global dan regional. 

“Kami tetap menjaga likuiditas dan tidak agresif untuk di portofolio pasar modal,” katanya. 

Adapun dari total jumlah investasi sebanyak Rp745 miliar pada kuartal I/2025, penempatan investasi perusahaan paling banyak ada pada Surat Berharga Negara (SBN) Rp335 miliar, obligasi korporasi Rp261 miliar, sertifikat deposito Rp82,2 miliar, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Rp55,4 miliar, Sementara itu saham hanya Rp3,5 miliar atau hanya sekitar  0,47% dari keseluruan jumlah investasi perusahaan. 

Teguh mengatakan, tahun ini perusahaan akan lebih banyak berinvestasi pada reksa dana pendapatan tetap (fixed income) dan deposito berjangka (time deposit/TD).

Lebih lanjut, dia mengatakan perusahaan masih optimitis melihat prospek asuransi digital ke depan. Bahkan pihaknya mengharapkan banyak partnership baru dengan perusahaan e-commerce pada tahun ini. Adapun  perusahaan menargetkan pertumbuhan sebanyak 24% pada tahun ini. 

Teguh mengatakan untuk mencapai pertumbuhan tersebut perusahaan memiliki beberapa strategi yang akan diterapkan. Salah satunya dengan mengoptimalkan saluran distribusi penjualan baik melalui broker, bank, affinity, dan direct secara digital. Selain itu melakukan inovasi melalui penawaran produk yang relevan dengan kebutuhan nasabah atau berorientasi pada pelanggan.

“Strategi ini memang akan paling signifikan terhadap pertumbuhan karena ini akan menjadi solusi untuk tantangan penetrasi pasar,” kata Teguh. 

Adapun pada 2024, premi bruto yang dimiliki perusahaan mencapai sebanyak Rp3,88 triliun yang naik 96,2% YoY dari sebelumnya Rp1,97 triliun. Sementara laba yang diperoleh sebanyak Rp134 miliar yang mana mengalami penurunan 39% dari sebelumnya Rp219 miliar. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper