Bisnis.com, JAKARTA - Transaksi kartu kredit masih mengalami pertumbuhan di tengah peningkatan pesat buy now pay later atau sering disebut paylater.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan transaksi kartu kredit masih meningkat dalam setahun terakhir berdasarkan Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan (SPIP) Bank Indonesia, tepatnya selama periode Maret 2024 hingga Februari 2025.
"Sejalan dengan hal tersebut, jumlah kredit dengan menggunakan kartu kredit juga masih tumbuh, dari sebesar Rp95,84 triliun di Maret 2024 menjadi Rp102,82 triliun di Maret 2025 atau meningkat 7,28%," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam jawaban tertulis, Minggu (25/5/2025).
Dian menyebutkan di sisi lain, kredit melalui paylater juga meningkat tinggi sebesar 32,18% YoY pada Maret 2025 mencapai Rp22,78 triliun.
Dengan perkembangan kedua transaksi tersebut, lanjut Dian, OJK menilai bahwa penggunaan kartu kredit maupun paylater masih berjalan beriringan sebagai pilihan bagi masyarakat. "Khususnya, untuk mendapatkan akses pembiayaan konsumtif," jelasnya.
Sebelumnya, Dian menyatakan dari sisi porsi kredit, paylater perbankan tercatat sebesar 0,29% dari total kredit bank senilai Rp7.908 triliun per Maret 2025.
Baca Juga
Penyaluran kredit perbankan pada periode tersebut tumbuh 9,16% YoY. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 13,36%. Diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 9,32%, sedangkan kredit modal kerja tumbuh 6,51% YoY.
"Ditinjau dari kepemilikan, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 9,54% YoY," katanya.
Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 13,52%, sedangkan kredit UMKM tumbuh sebesar 1,91%. Dengan kredit usaha kecil tumbuh tertinggi sebesar 8,65% di tengah upaya perbankan yang fokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM.
Selain itu, lanjut Dian, kantor perwakilan bank luar negeri sebagai bank yang berbasis di luar negeri juga turut berkontribusi dalam pertumbuhan kredit short loan sebesar 44,65% menjadi sebesar Rp327,67 triliun.
Sementara itu, Pefindo Biro Kredit (IdScore) menyampaikan data rata-rata pinjaman paylater masyarakat Indonesia per bulannya.
Direktur Utama IdScore Tan Glant Saputrahadi mangatakan rata-rata plafon pembiayaan BNPL per bulan tercatat sebesar Rp994.000. "Rata-rata plafon BNPL per bulan sebesar Rp994.000,” kata Tan Glant pada Rabu (23/4/2025).
Secara keseluruhan, Tan Glant mengatakan bahwa penyaluran kredit BNPL per Februari 2025 mencapai senilai Rp36,24 triliun, atau meningkat 27,65% secara tahunan.
Pihaknya mencatat berdasarkan historical data, biasanya terjadi kenaikan signifikan pada momentum Ramadan 2023 sebesar 3,09% dan momentum Ramadan 2024 sebesar 5,4%.
Dia juga mengungkapkan bahwa secara kualitas kredit, BNPL menunjukkan perbaikan. Per Februari 2025, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) tercatat sebesar 4,05%, membaik 0,19% dibandingkan bulan sebelumnya.
Namun, Tan Glant memberikan catatan berdasarkan tren historis, di mana NPL biasanya meningkat pada dua bulan setelah momentum Ramadan. “Jika dilihat berdasarkan historical data, pada tahun 2023 dan 2024 rasio NPL akan naik H+2 bulan setelah momentum Ramadan,” katanya.