Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Kendaraan Listrik 2025 Diyakini Terus Bertumbuh

Sepanjang periode Januari—April 2025, pembiayaan kendaraan listrik oleh multifinance telah mencapai Rp17,71 triliun.
Mobil listrik BYD Co. tipe Dolphin Surf yang diperkenalkan di Paris pada Rabu (21/5/2025)./Bloomberg-Cyril Marcilhacy
Mobil listrik BYD Co. tipe Dolphin Surf yang diperkenalkan di Paris pada Rabu (21/5/2025)./Bloomberg-Cyril Marcilhacy

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) optimistis pembiayaan kendaraan listrik dari industri multifinance pada tahun ini bakal tumbuh positif.

Suwandi Wiratno, Ketua APPI menyebut bahwa meskipun asosiasi tidak menargetkan angka, optimisme tersebut didorong oleh penjualan kendaraan listrik yang tumbuh pesat, ditambah stimulus berupa insentif kendaraan listrik yang kembali diberikan pemerintah tahun ini.

“Pastinya [pembiayaan kendaraan listrik] lebih meningkat [dibanding 2024], penjualan kendaraan listrik secara market share tumbuh terus,” kata Suwandi kepada Bisnis, Senin (9/6/2025).

Adapun, pembiayaan kendaraan listrik oleh industri multifinance sepanjang 2024 mencapai Rp16,63 triliun atau berkontribusi atas 3,31% dari total piutang pembiayaan. Sementara itu, sepanjang periode Januari—April 2025, pembiayaan kendaraan listrik oleh multifinance telah mencapai Rp17,71 triliun atau 3,34% dari total penyaluran pembiayaan industri multifinance.

Hanya saja, meski pembiayaan kendaraan listrik meningkat, Suwandi melihat porsi pembiayaan tersebut tidak akan bertambah signifikan di kisaran 3% dari total portofolio pembiayaan industri multifinance.

Menurut dia, tidak semua perusahaan multifinance menawarkan produk pembiayaan kendaraan listrik. Selain itu, pasar kendaraan listrik saat ini juga masih terbatas hanya di kota-kota besar seperti Jakarta.

Kendati demikian, Suwandi melihat dari segi kebutuhan ada peningkatan cukup signifikan. Hal itu terlihat dari perubahan tren perilaku pembeli kendaraan listrik yang memanfaatkan pembiayaan multifinance.

“Awal-awal kan 70% pada saat mobil listrik dijual, itu masih 70% orang beli tunai. Kalau sekarang [pembelian kredit] sudah meningkat sekitar 50%—60%. Orang punya kesempatan untuk membeli secara kredit,” ujarnya.

Suwandi mengatakan, insentif kendaraan listrik yang diberikan pemerintah tetap menjadi katalis positif pertumbuhan pembiayaan meskipun situasi ekonomi tahun ini berbeda dengan tahun lalu.

“Rasanya [pelemahan ekonomi] tidak [berpengaruh]. Pembeli kendaraan listrik kan rata-rata menengah atas. Dari sisi daya beli masyarakat, yang turun mungkin yang menengah ke bawah,” tuturnya.

Adapun, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik (termasuk hybrid) secara wholesales dalam periode Januari—April mencapai 42.505 unit.

Jika ditinjau per bulan, jumlahnya meningkat dari Januari 2025 sebanyak 6.763 unit menjadi 11.941 unit pada April 2025. “Kami tidak punya target, kita lihat saja pertumbuhannya bagaimana, atau penjualan kendaraan listrik belum 100.000 secara total, tapi sudah ada peningkatan signifikan,” kata Suwandi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper