Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat Ramal Investasi Dana Pensiun di Saham Kian Susut Imbas Eskalasi Perang AS-Iran

Porsi investasi saham oleh dana pensiun diperkirakan semakin mengecil seiring dengan eskalasi perang AS-Iran.
Ilustrasi dana pensiun. / dok Freepik
Ilustrasi dana pensiun. / dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Konflik antara Israel dan Iran makin panas usai Amerika Serikat (AS) turut bergabung dalam gelombang konflik. Gejolak global tersebut tertransmisi pada kondisi pasar saham Indonesia yang melemah. Hal itu diikuti dengan jumlah portofolio industri dana pensiun pada instrumen saham yang susut.

Pengamat industri dana pensiun Bambang Sri Muljadi mengatakan porsi investasi dana pensiun pada saham memang selama ini tidak terlalu besar. Jumlahnya bisa semakin susut dengan adanya perang AS-Iran.

"Investasi dana pensiun ke saham hanya berkisar 10%-12% dari total investasi, apalagi kalau terdampak oleh perang AS-Iran kemungkinan akan lebih diperkecil kembali," kata Bambang kepada Bisnis, Senin (23/6/2025).

Statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penempatan investasi pada saham oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Manfaat Pasti (DPPK PPMP) dalam kuartal I/2025 terkoreksi 20,45% year on year (YoY) menjadi Rp14,38 triliun. 

Untuk penempatan investasi saham oleh DPPK Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) dalam kuartal I/2025 mengalami koreksi 14,12% YoY menjadi Rp5,61 triliun. Kemudian untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) juga mengalami koreksi 23,27% YoY menjadi tersisa Rp2,17 triliun.

Secara tren, kontraksi tersebut kian besar dibanding periode Januari dan Februari. Per Januari 2025, investasi DPPK PPMP pada saham turun 12,88% YoY menjadi Rp15,88 triliun. Untuk DPPK PPIP kontraksi 13,27% YoY menjadi Rp6,17 triliun, sedangkan untuk DPLK turun 8,83% YoY menjadi Rp2,59 triliun.

Pada periode selanjutnya, investasi DPPK PPMP per Februari 2025 terkoreksi 24,31% YoY menjadi Rp13,74 triliun, kemudian untuk DPPK PPIP turun 17,74% YoY menjadi Rp5,46 triliun, dan untuk DPLK investasinya pada saham turun 23,27% YoY menjadi Rp2,19 triliun.

"Apabila kondisi seperti saat ini dan tidak ada katalisasi yang baik, porsi ke saham tahun 2025 akan semakin berkurang," ujar Bambang.

Mempertimbangkan kondisi pasar saham seperti sekarang, Bambang melihat dana pensiun akan tetap fokus berinvestasi pada instrumen investasi yang risikonya rendah dan tetap berorientasi pada liability driver yang mengutamakan kesesuaian antara instrumen investasi, jatuh tempo portofolio investasi dengan kebutuhan likuiditas untuk membayar manfaat pensiun.

Meskipun IHSG tertekan, beberapa emiten saham sektor minyak dan gas (migas) justru menghijau di tengah harga minyak dunia yang melambung akibat perang. Dalam konteks investasi dana pensiun, Bambang menilai momentum menghijaunya saham migas ini bisa dilirik oleh industri. "Tentu dapat memanfaatkan momentum dengan sangat selektif dan hati-hati," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper