Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit UMKM Masih Lemah, Bank Oke Ungkap Faktor Penghambatnya

Bank Oke (DNAR) menyebut penyaluran kredit UMKM masih dihadapkan pada sejumlah tantangan yang menahan laju ekspansinya.
Pekerja melakukan perawatan gedung di dekat logo Bank Oke Indonesia di Jakarta, Jumat (12/11/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja melakukan perawatan gedung di dekat logo Bank Oke Indonesia di Jakarta, Jumat (12/11/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) mencatatkan pertumbuhan kredit kepada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar 7% hingga akhir Juni 2025 secara year-to-date (YtD), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit korporasi yang sebesar 5% pada periode yang sama.

Direktur Kepatuhan Bank Oke, Efdinal Alamsyah, mengatakan bahwa meskipun secara nominal mengalami kenaikan, penyaluran kredit UMKM masih dihadapkan pada sejumlah tantangan yang menahan laju ekspansinya.

“Secara umum penurunan bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti pemulihan pasca-pandemi yang lambat, daya beli masyarakat yang melemah, dan juga bank yang lebih selektif menyalurkan kredit UMKM untuk mencegah terjadinya NPL [rasio kredit macet],” ujar Efdinal kepada Bisnis.com, dikutip Minggu (13/7/2025).

Dia juga menambahkan bahwa kondisi likuiditas dan tingginya biaya dana (cost of fund) menjadi pertimbangan utama perbankan untuk lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor UMKM.

“Hal-hal ini menyebabkan bank lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit ke sektor UMKM, meski secara prinsip kami tetap berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan sektor ini,” tambahnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit UMKM secara tahunan (year-on-year/YoY) hanya mencapai 1,9% pada Mei 2025. Angka ini melambat dibandingkan April 2025 yang mencatat pertumbuhan 2,3% (YoY). 

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa pada Mei 2025, kredit perbankan tumbuh sebesar 8,43% secara tahunan (year on year/YoY), menjadi Rp7.997,63 triliun.

“Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 13,74% yoy, disusul oleh kredit konsumsi yang tumbuh 8,82%, dan kredit modal kerja sebesar 4,94%,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers RDK, Selasa (8/7/2025).

Dari sisi kepemilikan, kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri mencatatkan laju pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 11,61% yoy. Sementara itu, dari sisi debitur, kredit korporasi tumbuh 11,92%, jauh melampaui pertumbuhan kredit UMKM yang hanya 2,17% yoy. 

"Kredit UMKM tumbuh di tengah upaya perbankan yang berfokus pada upaya-upaya pemulihan kualitas kredit UMKM dewasa ini," tuturnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper