BISNIS.COM, MEDAN - Kinerja perbankan di Provinsi Sumatra Utara pada akhir triwulan I-2013 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan awal 2013. Aset perbankan di Provinsi Sumatra Utara pada Maret 2013 tercatat sebesar Rp183,84 triliun, naik sebesar 0,42% dibandingkan Februari 2013 yang mencapai Rp183,07 triliun.
Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX Mikael Budisatrio mengatakan total aset perbankan tersebut masih didominasi oleh bank konvensional yang mencapai Rp174,54 triliun atau 94,94%, sedangkan sisanya merupakan aset bank syariah yaitu sebesar Rp9,30 triliun atau 5,06%.
"Pertumbuhan ini masih memberikan keyakinan akan kinerja positif perbankan di Provinsi Sumatra Utara," ujarnya, Selasa (30/4/2013.
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan di Provinsi Sumatra Utara menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya walaupun masih dibawah kinerja pada akhir 2012.
Penghimpunan DPK perbankan pada Maret 2013 tercatat meningkat sebesar 0,13% dari bulan sebelumnya dan 7,04% (yoy). Peningkatan DPK tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan giro yang tumbuh 7,15% dibandingkan bulan lalu.
DPK perbankan di Provinsi Sumatera Utara sampai dengan Maret 2013 masih didominasi oleh perbankan konvensional sebesar 96,08% dari total DPK, walaupun pertumbuhan DPK perbankan syariah dibandingkan tahun lalu meningkat pesat hingga mencapai 18,12% (yoy).
"Pada Maret 2013, rata-rata suku bunga giro sebesar 2,25%, suku bunga tabungan sebesar 1,99%, dan suku bunga deposito sebesar 5,36%," kata dia.
Penyaluran kredit perbankan di Provinsi Sumatra Utara juga menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pada Maret 2013, nilai nominal penyaluran kredit mencapai Rp133,84 triliun, meningkat 0,62 % (mtm) dan 21,96% (yoy).
Share perbankan konvensional terhadap total penyaluran kredit sebesar 94,46%, sementara share perbankan syariah sebesar 5,54%. Kualitas kredit perbankan masih terjaga dengan baik yang terlihat dari rasio Gross Non Performing Loans (NPLs) pada posisi Maret 2013 tercatat hanya sebesar 2,25%.
Sementara itu, Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Provinsi Sumatra Utara pada Maret 2013 tercatat sebesar 97,04%.
Dukungan kredit perbankan terhadap sektor-sektor ekonomi utama di Provinsi Sumatra Utara juga menunjukkan tren yang meningkat. Kredit kepada sektor perdagangan, hotel, dan restoran mencapai Rp33,74 triliun. Kredit kepada sektor industri pengolahan sebesar Rp25,55 triliun. Kredit kepada sektor pertanian sebesar Rp20,79 triliun, tumbuh 38,99% (yoy).
Tingkat suku bunga kredit pada Maret 2013 yakni 11,10% di bawah rata-rata tiga tahun terakhir sebesar 11,30%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang suku bunga perbankan telah menunjukkan tren yang menurun seiring dengan stabilnya suku bunga acuan (BI Rate) yang didukung oleh stabilnya tingkat inflasi.
"Pada periode ke depan, seiring dengan relatif stabilnya tingkat inflasi maka tren penurunan suku bunga perbankan masih akan terus berlanjut," kata dia.
Pangsa penyaluran kredit untuk sektor UMKM terhadap total penyaluran kredit perbankan mengalami peningkatan. Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit secara umum, penyaluran kredit kepada UMKM juga meningkat sebesar 2,36% (mtm) atau 19,77% (yoy) menjadi sebesar Rp32,96 triliun.
Hal ini mengakibatkan pangsa penyaluran kredit untuk sektor UMKM terhadap total kredit perbankan juga meningkat dari 24,21% menjadi 24,63%. Pangsa terbesar penyaluran kredit sektor UMKM dipegang oleh sektor usaha menengah, yaitu sebesar 51,52% atau senilai Rp16,98 triliun.
Sementara itu, kendati tumbuh melambat, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Sumatra Utara pada Maret 2013 masih menunjukkan peningkatan. Penyaluran skim KUR dilaporkan meningkat sebesar 1,95% menjadi Rp2,37 triliun. Jumlah debitur KUR mencapai 333.102 debitur atau meningkat 2,40% (mtm).
Secara nasional, realisasi penyaluran KUR sampai dengan Maret 2013 mencapai Rp41,47 triliun dengan rincian Rp36,29 triliun dari tujuh bank pelaksana dan Rp5,18 triliun dari BPD seluruh Indonesia.
Transaksi RTGS di Sumatera Utara pada Maret 2013 mengalami peningkatan volume sebesar 2.449 transaksi, atau 3,28% dibandingkan dengan volume transaksi pada Februari 2013. Transaksi yang terjadi pada Maret 2013 tercatat sebanyak 77.140 transaksi, meningkat dibandingkan transaksi pada Februari 2013 yang berjumlah 74.691 transaksi.
Sejalan dengan peningkatan volume, jumlah nominal transaksi RTGS pada Maret 2013 meningkat 5,61% (mtm) menjadi Rp64,49 triliun. Transaksi transfer masuk dari luar Sumatra Utara tercatat sebesar Rp25,65 triliun lebih besar dibandingkan transfer keluar dari Sumatra Utara yang tercatat sebesar Rp25,51 triliun.
Sementara transfer yang terjadi dalam wilayah Sumatra Utara sendiri tercatat sebesar Rp13,33 triliun. Porsi transaksi terbesar terjadi di Kota Medan dengan total nilai transaksi sebesar Rp60,66 triliun atau 94,06% dari total transaksi RTGS di Sumatra Utara.
Peningkatan transaksi RTGS dari sisi volume dan nominal menunjukkan masih tingginya aktivitas perekonomian di Sumatra Utara.
Nilai transaksi kliring pada Maret 2013 sebesar Rp11,75 triliun. Transaksi kliring tersebut menurun dibandingkan transaksi kliring pada Februari 2013 sebesar Rp11,85 triliun atau menurun 0,81%. Sebaliknya, dalam hal volume, transaksi kliring mengalami peningkatan sebesar 0,82% menjadi 348.893 warkat pada Maret 2013.
Sementara itu, kliring retur pada Maret 2013 mengalami kenaikan sebesar 7,20% (mtm) menjadi Rp187,48 miliar. Berdasarkan volumenya, kliring retur juga mengalami peningkatan sebesar 8,20% dari menjadi 6.852 warkat.
Adanya tren kenaikan volume transaksi kliring maupun transaksi RTGS pada bulan ini menunjukkan peningkatan jumlah transaksi di Sumatra Utara secara menyeluruh dibandingkan dengan Februari 2013.
Jumlah penolakan cek dan bilyet giro (Cek/BG) kosong mengalami kenaikan pada Maret 2013. Nilai penolakan cek/BG kosong bulan Maret 2013 tercatat sebesar Rp151 miliar dengan jumlah warkat sebanyak 5.779. Angka ini meningkat dibandingkan Februari 2013 yang tercatat sebesar Rp144 miliar dengan warkat sebanyak 5.327.
Sementara itu, aliran uang kartal di Sumut pada Maret 2013 menunjukkan posisi net inflow, yaitu jumlah uang kartal yang masuk ke khazanah Bank Indonesia (inflow) lebih banyak dibandingkan uang kartal yang keluar dari khazanah Bank Indonesia (outflow).
Posisi net inflow tercatat sebesar Rp751,12 miliar, dengan rincian jumlah inflow sebesar Rp1,51 triliun dan jumlah outflow yang hanya sebesar Rp759 miliar.
(faa)