Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance mencatat adanya kenaikan volume pembiayaan seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi yang didorong oleh momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru). Meski kenaikannya tidak terlalu signifikan, tren ini menunjukkan adanya perputaran ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Chief of Financial Officer Adira Finance, Sylvanus Gani M, mengungkapkan bahwa volume pembiayaan pada Desember mengalami peningkatan sebesar 5–10% dibandingkan dengan November 2024.
“Volume pembiayaan pada Desember ini memang terlihat ada kenaikan, walaupun besarannya masih di kisaran 5-10% dari bulan November,” kata Gani kepada Bisnis, pada Jumat (27/12/2024).
Dia menjelaskan bahwa secara siklus, kenaikan pembiayaan pada akhir tahun merupakan pola yang terjadi setiap tahunnya.
Faktor Nataru menjadi pendorong utama, karena di periode ini daya beli masyarakat cenderung meningkat. Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, Gani menyebutkan bahwa kenaikan pembiayaan di bulan Desember biasanya berkisar antara 10-12%.
Namun, dia menekankan bahwa kondisi ekonomi tahun ini tidak sepenuhnya mendukung pertumbuhan yang optimal.
“Sekali lagi, kondisi perekonomian tahun ini memang cenderung tidak selancar tahun sebelumnya,” katanya.
Gani menambahkan sektor kendaraan yang biasanya mengalami peningkatan pembiayaan pada akhir tahun adalah sepeda motor baru. Dia menyebut mobil baru juga berpotensi mengalami kenaikan, didorong oleh konsumen yang memanfaatkan diskon akhir tahun dari dealer dan Agen Pemegang Merek (APM) otomotif.
Namun, Gani juga mencatat bahwa peningkatan di sektor mobil baru biasanya diimbangi dengan penurunan di sektor mobil bekas.
“Tetapi juga ada kompensasi, misalkan mobil bekas biasanya lebih lemah dari bulan sebelumnya,” katanya.
Secara keseluruhan, pembiayaan bulanan Adira Finance berada di kisaran Rp2,8 hingga Rp3 triliun. Meski ada kenaikan, Adira tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam proses underwriting kredit.
Di sisi lain, Gani menyoroti tantangan baru yang muncul menjelang pergantian tahun, yaitu penerapan Opsen pajak yang mulai diberlakukan pada 2025.
“Sebenarnya kami juga mendengar, bahwa menjelang pergantian tahun, situasi penerapan Opsen yang akan menjadi tantangan tersendiri, karena aturan ini unprecedented dan semua pihak sedang mempelajarinya,” kata Gani.
Hingga November 2024, pembiayaan baru Adira Finance tercatat sebesar Rp33,5 triliun, mengalami penurunan sebesar 10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini seiring dengan kondisi ekonomi domestik dan industri otomotif yang masih menantang.
Sampai dengan saat ini, penyaluran pembiayaan Adira Finance masih didominasi segmen otomotif. Namun demikian, Adira Finance saat ini juga telah memperluas jaringan ke bisnis non-otomotif dengan terus melakukan diversifikasi produk yang ditawarkan seperti produk multiguna/dana tunai (Solusi Dana).