Bisnis.com, JAKARTA - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) lebih berhati-hati dalam meraup dana dari pasar modal, berupa (medium term notes/MTN) atau obligasi.
Direktur Utama Sarana Multigriya Finansial (SMF) Raharjo Adisusanto menuturkan hal itu disebabkan kredit perbankan melambat sepanjang kuartal I/2014 dan diprediksi berlanjut hingga akhir tahun.
Sebagai informasi, perseroan juga menerbitkan obligasi senilai Rp297 miliar pada Maret lalu. Dana hasil penerbitan obligasi itu digunakan untuk membayar obligasi jatuh tempo Rp160 miliar dan ekspansi pembiayaan.
“Dengan kondisi seperti ini, kami harus sesuaikan dengan perbankan. SMF tidak mau menyimpan dana terlalu besar saat bunga tinggi,” tegasnya, Kamis (12/6/2014).
SMF menerbitkan surat utang jangka menengah (MTN) senilai Rp565 miliar untuk penyaluran pembiayaan perumahan pada tahun ini.
Perseroan lebih memilih MTN karena instrumen itu dinilai lebih tepat di tengah era bunga tinggi seperti sekarang ini.
“Pencairan MTN kan lebih cepat daripada instrumen obligasi, bahkan 2 minggu sudah cair,” tuturnya.
Dalam penerbitan MTN itu, perusahaan pembiayaan perumahan pelat merah itu menetapkan kupon sebesar 9% dengan jangka waktu 1 tahun.
Adapun pihak yang bertindak sebagai pengatur emisi (arranger) dan agen penempatan dalam penerbitan MTN ini adalah PT CIMB Securites Indonesia.
“Sebenarnya kami telah mendaftarkan tenor pendek, yakni 1 tahun dan 3 tahun, dalam instrumen obligasi, tetapi prosesnya lama. Selain itu, saat era bunga tinggi seperti saat ini, kami nilai lebih murah merilis MTN,” tuturnya.