Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba BPD Tertekan 14,16% pada Januari-Mei 2014

Sepanjang periode Januari-Mei 2014, Bank Pembangunan Daerah (BPD) mengalami penurunan laba akibat meningkatnya beban cost of fund dan mulai beroperasinya BPD di kredit produktif dengan margin yang lebih rendah.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Sepanjang periode Januari-Mei 2014, Bank Pembangunan Daerah (BPD) mengalami penurunan laba akibat meningkatnya beban cost of fund dan mulai beroperasinya BPD di kredit produktif dengan margin yang lebih rendah.

Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan per Mei 2014 menunjukkan capaian laba BPD tertekan. Laba bersih BPD turun 14,16% menjadi hanya Rp4,12 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,80 triliun.

Ketua Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Eko Budiwiyono menuturkan naiknya beban cost of fund menjadi penyebab utama tertekannya laba sebagian besar BPD di awal tahun ini.

Selain itu, mulai masuknya BPD di bisnis penyaluran kredit produktif juga mempengaruhi, karena kredit produktif memiliki resiko yang besar dengan yield lebih rendah yang menekan laba. Akibatnya, BPD yang selama ini konsentrasi di kredit konsumtif mengalami tekanan.

Faktor lain katanya, termasuk meningkatnya biaya cadangan atau cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang disiapkan beberapa BPD.

“Itu beberapa hal yang menyebabkan laba menurun. Tetapi sifatnya sementara, untuk jangka panjang justru bagus bagi perkembangan perbankan,” katannya kepada Bisnis.com, Rabu (6/8/2014).

Dia mengatakan sejak setahun terakhir BPD mulai memprioritaskan penyaluran sektor kredit produktif untuk menyeimbangkan kinerja bank dan menggenjot pertumbuhan ekonomi daerah. Sampai akhir tahun ini, porsi kredit konsumtif dan produktif ditargetkan mencapai persentase sebesar 60-40.

“Sekarang komposisinya masih 70% di kredit konsumtif. Kami ingin ke depan lebih seimbang dengan porsi 60-40,” ujar Direktur Utama Bank DKI itu.

Meski laba di awal tahun menurun, Eko memperkirakan akan terjadi kenaikan di paruh kedua mengingat tingginya permintaan kredit konsumtif oleh PNS di daerah untuk kebutuhan tahun ajaran baru.

Agar target laba bisa terpenuhi, dia menyarankan BPD lebih aktif menggarap segmen bisnis produktif untuk meningkatkan pengembangan bank, dan meningkatkan kualitas kredit.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper