Bisnis.com, JAKARTA— PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) membidik pendapatan premi asuransi hingga 50% pada tahun depan.
Pasalnya, hingga kuartal III/2014, Allianz Life berhasil meraup pendapatan premi bruto mencapai Rp4,20 triliun sepanjang Januari-September 2014. Capaian tersebut tercatat naik 24,2% dari perolehan Rp3,38 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
“Pasar asuransi jiwa akan tumbuh di kisaran 9,75%-1.25% pada tahun depan. Apalagi, dengan dukungan meredanya kondisi politik, saya yakin semua target itu bisa tercapai,” ungkap Joachim Wessling, Country CEO dan Direktur Utama Allianz Life, Senin (8/12/2014).
Berdasarkan laporan keuangan terbarunya, dari total pendapatan premi bruto, sekitar 58,9% merupakan premi baru. Pada periode yang sama, produk asuransi tradisional masih mendominasi sekitar 56,4%, sedangkan sisanya adalah unit link.
“Premi baru cukup tergenjot hingga kuartal III/2014. Itu menunjukkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kami,” tambahnya.
Selain itu, Allianz Life juga membukukan laba bersih senilai Rp664, 65 miliar hingga kuartal III/2014, atau naik 83% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hasil tersebut terlihat cukup mencolok di tengah penurunan performa sebagian perusahaan asuransi jiwa patungan pada waktu yang sama.
Untuk menggenjot performa Allianz Life, Joachim akan terus mengembangkan mengembangkan bisnis asuransi kesehatan bagi segmen nasabah premium. Pada saat yang sama, Allianz juga akan menyasar kelas menengah mengingat pertumbuhannya yang signifikan belakangan ini.
Tidak hanya itu, Allianz Group juga sempat memprediksi pertumbuhan aset Allianz di Indonesia akan terus menawan.
Laporan Global World Report edisi kelima menunjukkan pertumbuhan aset di Indonesia rata-rata sebesar 16,45% per tahun sejak tahun 2000.
Jika dirinci, secara global, aset finansial bruto Allianz bertumbuh 9,9% di tahun 2013. Pertumbuhan itu merupakan yang tertinggi sejak 2003. Angka tersebut menyebabkan total aset finansial secara global mencatatkan rekor baru yaitu 118 triliun euro.