Bisnis.com, JAKARTA--Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan sepanjang 2015 akan mencapai 3,3% hingga 3,5%.
Agus mengatakan perubahan komponen impor mampu memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan. Tahun ini, komponen impor nasional lebih mengedepankan barang-barang produktif untuk pengembangan infrastruktur, dan investasi.
"Neraca transaksi berjalan yang menjadi perhatian kami sudah membaik, pada 2014 perkiraan transaksi berjalan defisit pada kisaran 3%, lebih rendah dari tahun sebelumnya," katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Rabu (28/1).
Agus menuturkan sepanjang tahun lalu impor migas lebih terkendali, dan ekspor bergerak positif. Hal itu berdampak pada membaiknya neraca perdagangan pada akhir lalu.
Perekonomian nasional sendiri menunjukkan kondisi yang baik, karena perkiraan inflasi yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Meski demikian, Agus meminta pemerintah mewaspadai penurunan harga minyak, dan komoditi andalan ekspor Indonesia. Dari eksternal, pemerintah juga harus memperhatikan perbaikan ekonomi Amerika Serikat, yang dapat berdampak pada penarikan investasi di dalam negeri.
"Satu-satunya negara maju yang menunjukkan pergerakan positif hanya Amerika Serikat. Ini harus disiapkan, karena nilai tukar dolar AS terhadap mata uang asing akan meningkat, serta adanya penaikan suku bunga dari the Fed," ujarnya.
Selain itu, Agus juga mewaspadai rendahnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang diperkirakan di bawah 7% sepanjang tahun ini. Pasalnya, hingga kini Tiongkok masih menjadi konsumen terbesar produk ekspor dalam negeri.
Transaksi Berjalan Diperkirakan 3,3%-3,5%
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan sepanjang 2015 akan mencapai 3,3% hingga 3,5%.n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Lili Sunardi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
42 menit yang lalu
Lo Kheng Hong Serok Lagi Saham GJTL Desember 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
45 menit yang lalu
BRI Respons Dugaan Ransomware: Data dan Dana Nasabah Aman
8 jam yang lalu