Bisnis.com, BANDUNG--Rasio kredit bermasalah bank syariah (non performing financing/NPF) di Jawa Barat masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan NPL bank konvensional di Jabar.
Direktur Pengawasan Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 2 Jabar Riza Aulia Ibrahim menyampaikan data sampai triwulan IV/2014, NPF bank syariah di Jabar mencapai 4,5%, sedangkan NPL bank konvensional hanya 2,5%.
Secara nasional pun, NPF bank syariah lebih tinggi dengan mencapai level 4,3%, sementara NPL bank konvensional 2%.
“Pada 2015 ini semoga saja ada perbaikan NPL dan NPF. Kami selalu mengingatkan agar proses perkreditan yang dijalani tiap perbankan terus membaik dan lebih selektif terhadap debitur,” tuturnya seperti dikutip Bisnis.com, Minggu (1/3/2015).
Dari angka penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp305,2 triliun pada 2014, Rp279,37 triliun di antaranya dicapai oleh bank konvensional. Adapun bank syariah di Jawa Barat hanya Rp25,87 triliun.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Asosiasi Bank-Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Jabar Ahmad S.F Salmon mengatakan pada tahun lalu bank syariah banyak terjun di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah.
“Tahun kemarin banyak bermain di UMKM, UMKM-nya malah sedang terganggu karena kenaikan harga dan inflasi. Sekarang dengan penurunan harga BBM, ada harapan,” tuturnya.
Di samping itu, dia mengakui memasuki akhir semester II/2014, pertumbuhan perbankan syariah di Jabar mengalami koreksi dan perlambahan karena kondisi ekonomi dan faktor eksternal lainnya, seperti penyesuaian pasca-Pemilu dan persaingan.
“Secara internal di bank syariahnya sendiri masih terus berusaha untuk berkembang. [Jika] Fundamental ekonomi membaik, kami akan lebih optimistis, apalagi kesadaran orang terhadap bank syariah semakin bagus,” ujarnya.