Bisnis.com, JAKARTA--Perombakan sumber daya manusia (SDM) bank-bank pelat merah bakal berpotensi menimbulkan risiko pemburukan kinerja untuk direksi-direksi baru yang menjabat.
Di tengah rotasi direksi bank-bank badan usaha milik pemerintah (BUMN), Wakil Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan hal yang lebih berisiko adalah rotasi direksi antar bidang.
"Malah yang bisa berisiko, direksi sama tetapi rotasi bidang. Itukan bidang baru dan berisiko lebih tinggi," seperti dikutip Bisnis.com, Rabu (25/3/2015).
Misalnya saja, direksi yang ahli di bidang korporasi kemudian dirotasi pada sektor kredit pemilikan rumah (KPR). Contoh lain yang diberikan Jahja adalah bila direksi yang spesialis pada bidang pendanaan dipindahkan pada bidang lain. Namun, risiko bisa diminimalisir jika direksi baru berkoordinasi dengan tim baru direksi tersebut. Bila komunikasi tak lancar, katanya, persoalan baru berpotensi timbul.
Di sisi lain, Jahja menilai persoalan kewenangan dari direksi yang menanti hasil uji kelayakan atau fit and proper test dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebab, sebelum ada lampu hijau dari pengawas perbankan, katanya, pejabat baru belum berhak untuk menandatangani surat-surat dan memberikan kewenangan kepada orang lain.
Anggota Dewan Komisioner merangkap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon menilai direksi-direksi baru terpilih di bank plat merah sudah berpengalaman. Terkait strategi bisnis, katanya, bila akan terjadi perubahan akan diserahkan kepada tim baru yang menjabat. Namun, bila manajemen memiliki kelemahan dalam komponen governance, maka hal tersebut bisa mempengaruhi profil risiko.
"Umumnya, kelemahan komponen governance, mungkin karena pengurus belum lengkap atau ada hal-hal lain [yang akan mempengaruhi profil risiko]," ucapnya.
Nelson mengatakan dalam pemilihan direksi baru, OJK akan sangat ketat sehingga direktur-direktur yang terpilih adalah independen dan berpengalaman, sedangkan untuk komisaris persyaratan agak lebih longgar.
Untuk sistem di masing-masing bank, kata Nelson, kegiatan operasional bank seharusnya tidak akan berpengaruh dalam pergantian direksi. Sehingga, persoalan ke depannya yakni terkait visi dari tim direksi baru.