Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk gencar mengembangkan fasilitas internet banking demi efisiensi biaya operasional.
Director of Technology & Operation Bank Mandiri Ogi Prastomiyono menuturkan biaya yang dikeluarkan perseroan dalam menyediakan layanan internet banking relatif lebih murah dibandingkan apabila bank harus menyediakan layanan kantor cabang maupun mesin anjungan tunai mandiri (ATM).
Ogi menjelaskan untuk membangun 1 unit kantor cabang, perseroan membutuhkan biaya investasi sekitar Rp1 miliar dan Rp80 juta untuk pengadaan 1 unit mesin ATM. Bank juga perlu mengeluarkan biaya operasional tiap bulan.
"Semakin banyak jumlah nasabah, maka jumlah kantor dan mesin ATM pun meningkat. Ini berarti biaya investasi juga meningkat," ujarnya kepada Bisnis.com.
Sementara itu, biaya yang dikeluarkan oleh bank untuk pengadaan layanan internet banking cukup satu kali, yakni di awal saja atau pada saat bank men-develop layanan ini. Ogi menambahkan biaya infrastruktur transaksi seperti personal computer (PC), laptop dan koneksi internet menjadi beban biaya nasabah.
Hal tersebut yang mendorong perseroan berusaha untuk mengalihkan transaksi nasabah dari kantor cabang ke ATM dan sekarang kechannel yang lebih murah lagi, yaitu internet banking.
"Selain itu layanan intenet banking dirasa aman dan nyaman bagi nasabah karena bisa diakses kapan saja dan di mana saja. Layanan ini juga dapat meningkatkan loyalitas nasabah terhadap bank," tutur Ogi.
Hingga April 2015, jumlah nasabah yang terdaftar di layanan internet banking Bank Mandiri mencapai 1,9 juta nasabah atau 15% dari total 13 juta nasabah dengan frekuensi transaksi finansial per bulan mencapai 5 juta transaksi.
Sebelumnya, SVP Electronic Banking Group Bank Mandiri Rahmat Broto Triaji mengatakan tahun ini perseroan merogoh kocek senilai US$100 juta untuk mengembangkan sistem informasi.[]