Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Kesehatan: Pemasaran Masih Bertumpu pada Korporasi

Beberapa perusahaan asuransi masih memprioritaskan pemasaran produk asuransi kesehatan pada segmen korporasi.
ilustrasi asuransi/thiksurance.com
ilustrasi asuransi/thiksurance.com

Bisnis.com, JAKARTA--Beberapa perusahaan asuransi masih memprioritaskan pemasaran produk asuransi kesehatan pada segmen korporasi.

Pasalnya, pemasaran produk asuransi yang ditujukan pada segmen korporasi tidak membutuhkan biaya, jalur distribusi, dan infrastruktur teknologi yang canggih.

Sebaliknya, pemasaran untuk menyasar ritel dinilai membutuhkan infrastruktur yang cukup menguras biaya.

“Kami belum siap untuk memasarkan produk asuransi kesehatan untuk ritel karena sumber daya manusia dan teklnologi belum memadai,” kata Jurgan Usman, Managing Director Reliance Capital Management (RCM) kepada Bisnis, Jumat (3/7).   

Sebagaimana diketahui, PT Reliance Capital Management memiliki dua anak usaha yang bergerak di sektor perasuransian yaitu PT Asuransi Jiwa Reliance Indonesia (Reliance Life) dan PT Asuransi Reliance Indonesia.

Khusus untuk asuransi kesehatan, hanya PT Asuransi Reliance Indonesia yang memiliki produk tersebut. Perusahaan asuransi umum ini juga memiliki sektor bisnis lainnya yaitu kendaraan bermotor, dan asuransi properti.

“Asuransi kesehatan ini bentuknya beda selisih antara premi dan klaim cukup kecil. Apalagi, semua orang pasti sakit sehingga margin yang diterima juga mepet,” ungkapnya.

Hingga saat ini, jalur distribusi Asuransi Reliance Indonesia bertumpu pada direct marketing, dan broker.

Terkait Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dirinya mengungkapkan hal tersebut memang memangkas penjualan asuransi kesehatan di Asuransi Reliance Indonesia.

Kendati demikian, Jurgan mengemukakan dampaknya hanya sementara karena potensi pasar asuransi kesehatan cukup besar.

Jika dilihat dari populasi masyarakat Indonesia yang berjumlah 250 juta jiwa, sekitar 5 juta saja yang sudah memiliki asuransi kesehatan.     

Selain Asuransi Reliance Indonesia, Reliance Life juga baru berencana untuk menyasar segmen ritel pada 2017. Fokus bisnis saat ini, menurutnya, Reliance Life masih bermain di ranah asuransi mikro dengan memanfaatkan komunitas petani dan nelayan.

“Tetap bukan ritel, karena kami memanfaatkan komunitas. Mereka banyak yang belum paham, makanya edukasi terus kami berikan. Saya rasa, peluangnya sangat bagus karena belum banyak perusahaan yang main di sektor ini,” jelasnya.

Pada saat yang sama, PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) masih fokus untuk memasarkan asuransi kesehatan di segmen korporasi. Meski demikian, kontribusi segmen ritel Adira Insurance masih mendominasi jika dibandingkan dengan korporasi.

“Kalau asuransi kesehatan lain hal, kami belum berpikir untuk menggarap ritel. Butuh banyak effort, sumber daya manusia, dan teknologi,” kata Direktur Marketing Adira Insurance Wayan Pariama.

Per kuartal I/2015, Adira Insurance mengumpulkan premi bruto senilai Rp433 miliar, atau turun 2,5% dibandingkan kuartal sebelumnya. Adapun, premi asuransi kendaraan bermotor turun 9% menjadi 271 miliar, sedangkan asuransi non kendaraan bermotor justru merangkak naik 11% menjadi 162 miliar pada saat yang sama.

Sementara itu, dirinya juga tidak berharap banyak bahwa asuransi kesehatan dapat mengalami pertumbuhan signifikan pada tahun ini. Pasalnya, beberapa klien yang sebelumnya dimiliki oleh Adira Insurance mengalami penyusutan.

“Sejak adanya BPJS Kesehatan, memang ada penurunan. Kami masih susah menjual asuransi kesehatan lewat ritel, jadi kami masih bergantung kepada segmen korporasi,” tambahnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper