Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Syariah Mandiri memangkas proyeksi pertumbuhan pembiayaan yang bakal disalurkan perseroan hingga akhir tahun nanti, merespons perlambatan laju peningkatan ekonomi di Indonesia.
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Agus Sudiarto mengatakan perseroan telah mengajukan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015 kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam revisi RBB tersebut, perseroan memangkas pertumbuhan pembiayaan dari target awal di posisi 15% menjadi 10%.
"Kami lihat perkembangan selama 6 bulan ini. Target awal 15% growth pembiayaan tapi kelihatannya enggak bisa dapat angka itu, sehingga kami revisi sedikit ke 10%," ujar Agus di Jakarta, Kamis (2/7).
Segmen ritel, menurut Agus, mengalami perlambatan terdalam sebagai dampak pelemahan pertumbuhan ekonomi.
Kendati demikian, hingga akhir tahun nanti, anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ini masih akan mengandalkan segmen ritel untuk mengejar target pertumbuhan pembiayaan yang dicanangkan.
Pasalnya, hingga kini porsi pembiayaan di sektor ritel masih mendominasi portofolio pembiayaan di perseroan. Agus merinci segmen ritel mencatatkan porsi sebesar 60% dari total pembiayaan Bank Syariah Mandiri, sedangkan sisanya yakni 40% di segmen wholesale.
Sementara itu, meski target pertumbuhan pembiayaan tersebut dipangkas, Agus optimistis perseroan tetap akan mencatatkan perolehan laba yang lebih baik dibanding tahun lalu. Sebab, menurut Agus, tahun ini perseroan akan mengurangi biaya pencadangan dibanding tahun lalu.
“Biaya provisi diturunkan karena untuk kondisi saat ini kami konsentrasi jaga kualitas aset dan upaya memperbaiki yang sudah jadi NPF [non-performing financing],” jelas Agus.
Dengan fokus pada penjagaan kualitas aset tersebut, posisi NPF bank dengan aset Rp67,15 triliun ini turun dari posisi 6,84% pada Desember 2014 menjadi 6,81% di akhir Maret 2015. Agus berharap, penurunan tersebut bisa terus berlanjut hingga akhir tahun nanti.
Adapun, berdasarkan laporan keuangan perseroan, Bank Syariah Mandiri telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp47,29 triliun hingga kuartal I/2015 atau terkoreksi 2,87% secara year on year (y-o-y) dari Rp48,69 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara nasional, data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dipublikasikan OJK memang menunjukkan perlambatan pertumbuhan pembiayaan di industri perbankan syariah.
Setelah sempat melaju di atas pertumbuhan kredit bank konvensional, per April 2015, kalangan bank syariah hanya membukukan pertumbuhan pembiayaan di posisi 7,15% y-o-y dari Rp188,06 triliun menjadi Rp201,52 triliun.