Bisnis.com,JAKARTA—PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mengklaim pendapatan berbasis komisi (fee based income) perseroan menembus angka Rp1 triliun hingga akhir 2015.
Direktur Finance & Treasury BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan hingga Desember 2015 tersebut, fee based income perseroan menujukkan pertumbuhan hingga double digit.
“Kita memang fee based income-nya tidak banyak dibandingkan bank lain karena jenis transaksi juga banyak, tetapi perkiraan kita sampai akhir 2015 tembus Rp1 triliun,” ujarnya kepada Bisnis.com usai RUPSLB BTN, Kamis (7/1/2016).
Iman menambahkan fee based income perseroan berasal dari transaksi ATM, treasury, layanan sekuritisasi, pengelolaan tabungan, dan kredit pemilikan rumah (KPR). Sejauh ini, pendapatan komisi paling dominan berasal dari pengeloaan tabungan dan KPR.
Ke depan, emiten berkode BBTN ini menargetkan dapat meningkatkan fee based income-nya dari transaksi digital banking. Bahkan, digital banking dapat menjadi faktor dominan dalam fee based income perseroan.
Hal ini sejalan dengan upaya BBTN untuk mengembangkan digital banking melalui penggunaan data center baru. “Nanti harusnya lebih besar lagi [fee based income], apalagi nanti setelah ATM Himbara benar-benar terealisasi,” kata Iman.