Bisnis.com, JAKARTA— Selain melakukan integrasi ATM, Himpunan Bank-Bank Negara atau Himbara juga akan bekerja sama menggabungkan electronic data capture merchant mereka.
Direktur Konsumer PTBank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sis Apik Wijayanto mengatakan ada empat merchant EDC Himbara yang akan diintegrasikan pada penghujung 2016. Beberapa di antaranya adalah Alfamart, Pertamina Retail, dan Pegadaian.
“EDC ke depan akan gabung juga terutama yang merchant chain. Merchant ini sebetulnya pendekatannya gampang. Kalau BRI sekarang ini merchant-nya lebih banyak yang ritel,” ucapnya.
ATM dan electronic data capture (EDC) Himbara yang hendak ditambah rencananya masing-masing berjumlah 10.000 unit per akhir tahun ini. Penambahan ini bakal dilakukan dengan mengkonversi ATM dari brand milik sendiri ke ATM Link Himbara secara bertahap.
Tambahan 10.000 ATM Link Himbara tersebut mulai dirintis tahun ini dan ditargetkan terpenuhi pada Februari 2017. Per Oktober sudah tersebar sekitar 24 booth ATM Himbara. Totalnya ada sekitar 50.000 unit ATM yang hendak diintegrasikan bertahap. Tantangannya terletak dalam pembuatan booth ATM.
“50.000 itu bertahap karena perlu biaya untuk pembuatan booth ATM. Kalau integrasinya sih cepat, masalahnya adalah vendor yang membuat booth itu,” tutur Sis. ATM Himbara kini setara dengan 70% dari total populasi anjungan tunai mandiri yang ada di Indonesia.
Guna merealisasikan ATM Link Himbara ini dibutuhkan izin pembentukan perusahaan switching Himbara dari Bank Indonesia. Selama realisasinya izin dari BI belum keluar, ATM Link Himbara tetap menggunakan platform ATM masing-masing bank seperti yang dilakukan saat ini.
Sis menyatakan Bank Indonesia sudah memberik sinyalemen positif terkait perizinan perusahaanswitching tersebut kendati belum ada hitam di atas putih. Untuk mendapatkan izin bank sentral harus sudah terbentuk lembaga atau badan hukumnya terlebih dulu.
“Syarat dari BI itu, misalnya, membuat business plandan nama badan usahanya apa, harus clear dulu. Paling tidak sekarang BI sudah memberikan sinyal izin,” ujarnya.
CEO Digital Service PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Indra Utoyo menuturkan kini sedang fokus mendapatkan izin BI. Oleh karena itu, tengah diupayakan segera hadir badan usaha. Dalam dua pekan ke depan akan diajukan pembentukan badan usaha kepada Kementerian Hukum dan HAM.
“Tahun ini target kami dapat izin makanya harus adacompany-nya dulu. Dalam pekan-pekan ini akan kami ajukan ke Kemenkum-HAM, nanti jadi PT sendiri. Semua ini full integrated ya tahun depan,” ucap dia.
Pada sisi lain terkait wacana seluruh biaya adiminstrasi nol persen, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Maryono mengatakan hal ini masih akan dikaji lebih lanjut. BTN mengaku sudah mulai menerapkan hal ini untuk beberapa produknya, seperti tabungan Simpanan Pelajar dan bansos.
“Kami akan lihat lagi ke depannya tetapi intinya ini masih dikaji. BTN sebetulnya sudah menerapkan biaya nol persen seperti untuk Simpel itu,” tuturnya.
Keterangan senada dikemukakan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Achmad Baiquni. “Itu [soal biaya] masih mau dibahas lagi. Bisa saja ada yang gratis tetapi untuk layanan produk tertentu saja,” kata dia.
Himbara baru-baru ini memutuskan untuk mengubah tarif transaksi di ATM Link Himbara sejalan dengan biaya operasional ATM yang cenderung berkurang. Tarifnya diputuskan lebih murah dari yang ditetapkan semula saat peluncuran mesin terintegrasi ini.
Para bank pelat merah sepakat untuk menggratiskan biaya tarik tunai antarbank Himbara dari semula sebesar Rp500. Adapun biaya transfer antar ATM Himbara masih tetap sebesar Rp4.000, sedangkan transfer sesama bank tidak dikenakan biaya.