Bisnis.com, JAKARTA – Perlambatan pertumbuhan kredit perbankan sepanjang Juni menjadi 7,6% dari posisi 8,6% pada Mei 2017 diduga akibat faktor seasonal.
Kepala Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) Eric Sugandi melihat adanya momentum Ramadan pada akhir Juni membuat permintaan kredit investasi dan kredit modal kerja cenderung melambat, sedangkan kredit konsumsi meningkat.
"Saya menduga ini masih faktor seasonal, sebab selama Ramadan dan Lebaran, aktivitas produksi perusahaan cenderung menurun karena cuti dan lain-lain. Faktor seasonal Ramadan kuat pengaruhnya kalau di Indonesia," kata kepada Bisnis, Selasa (1/8/2017).
Lebih lanjut, Eric menyoroti permintaan kredit modal kerja per Juni. Kendati melambat secara year on year, ada pertumbuhan secara month to month yakni dari Rp2,05 triliun pada Mei 2017 menjadi Rp2,09 triliun.
Kondisi serupa terjadi pada kredit investasi yang tumbuh secara month to month dari Rp1,114 triliun menjadi Rp1,117 triliun.
"Karena itu harus dilihat dulu perkembangan pada Juli dan Agustus sebelum memastikan apakah pertumbuhan kredit ini memang krn faktor seasonal, atau karena perusahaan sebelumnya sudah cukup meminjam, atau karena memang ada keputusan memperlambat investasi karena pelemahan demand," ujarnya.
Berdasarkan data uang beredar Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit sampai Juni 2017 mencapai Rp4.518 triliun, tumbuh 7,6% secara yoy.
Adapun, perlambatan tersebut dipicu perlambatan drastis yang terjadi pada jenis kredit investasi. Pertumbuhan kredit investasi melambat signifikan setelah hanya tumbuh sebesar 6,1% menjadi Rp1.114 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.